Jakarta, IDN Times -- Anak tunggal dari pasangan sopir angkot dan tukang pijit ini menjadi isnpirasi bagi Insan PNM dan seluruh masyakarakat Indonesia. Gaby mengukir cerita indahnya dimulai dari saat lulus sekolah menengah atas (SMA). Saat itu karena keterbatasan biaya, akhirnya Gaby memilih untuk mengesampingkan mimpinya untuk kuliah dan memilih melatih kemampuan hardskill-nya yang lain, yaitu menjahit, untuk membantu ibunya.
Saat pandemi, Geby dan keluarganya merasakan dampak krisis ekonomi yang cukup berat. Kejadian ini memberikan motivasi kepada Geby untuk tetap tangguh dan berusaha untuk mencari pekerjaan tambahan.