Jakarta, IDN Times - Air mata Nur tidak berhenti mengalir di pelupuk matanya saat memandang foto putri bungsunya di layar ponsel.
Sesekali dia mengusap layar ponsel dan menciumi foto putrinya. Meski sudah dua bulan berlalu, namun Nur tak menyangka putri mungilnya yang masih berusia satu tahun tiga bulan menjadi salah satu dari 190 anak yang tewas karena Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).
"Obat yang seharusnya menyembuhkan, malah sebaliknya membuat anak saya meninggal. Bahkan saya seringkali menyalahkan diri sendiri. Namun segera beristighfar, mengingat bahwa mungkin takdir," ujar Nur saat bercerita pada IDN Times beberapa waktu lalu.