Jakarta, IDN Times - Anak Buah Kapal (ABK) Rwabee asal Indonesia, Surya Hidayat, merasa bahagia akhirnya bisa kembali menjejakkan kaki di Tanah Air, Senin, 25 April 2022. Surya bersama 10 ABK lainnya ditawan kelompok milisi Houthi selama 111 hari.
Hal itu lantaran kapal tempatnya bekerja berbendera Uni Emirat Arab (UEA) melintasi Laut Merah. Tiba-tiba ketika kapal melintasi area tersebut pada 3 Januari 2022 malam, pasukan penjaga perbatasan laut Houthi mencegat kapal tersebut.
"Sejumlah kapal coast guard Houthi tiba-tiba mengejar dan mencegat kapal Rwabee. Kami dianggap sudah masuk wilayahnya mereka," ungkap Surya saat dihubungi IDN Times melalui telepon, Senin, 25 April 2022.
Surya mengatakan posisi mereka tidak diuntungkan lantaran kapal Rwabee berbendera UEA. Sementara, UEA diketahui masuk ke dalam negara koalisi Saudi yang ikut memerangi Houthi di Yaman.
"Jadi, gak ada masalah sebenarnya untuk melewati teritori di Laut Aden, asal bendera kapalnya bukan negara yang sedang berperang dengan mereka," kata dia.
Posisi Surya dan 10 ABK yang berasal dari empat negara lainnya semakin tak menguntungkan, ketika Houthi membongkar isi kargo di dalam kapal Rwabee. Mereka menemukan ada banyak alutsista dan peralatan militer di dalamnya. Padahal, UEA mengatakan kepada Houthi kapal kargo tersebut hanya membawa muatan peralatan medis untuk membangun rumah sakit lapangan.
Apakah Surya dan para ABK tahu ada peralatan militer yang ikut diselundupkan di dalam kapal?