Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB: Houthi Sepakat untuk Setop Gunakan Tentara Anak-anak

ilustrasi (Pexels.com/Jakson Martins)

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa kelompok pejuang Houthi di Yaman telah sepakat untuk tidak menggunakan anak-anak sebagai tentara. Houthi adalah kelompok yang dianggap pemberontak dan berperang melawan pemerintah Yaman.

Perang di Yaman berlangsung selama tujuh tahun, menewaskan ratusan ribu warga sipil, termasuk anak-anak. Bahkan ada ribuan anak-anak berumur dibawah 18 tahun yang telah direkrut menjadi kombatan. Jumlah pasti tentara anak-anak tidak diketahui.

Kesepakatan untuk tidak menggunakan tentara anak-anak itu ditandatangani oleh diplomat Houthi, Abdul Eluh Hajar, pada Senin (18/4/22). Menurut utusan PBB, itu adalah langkah positif yang menggembirakan sebagai rencana melindungi anak-anak Yaman.

1. Rencana untuk lindungi anak-anak Yaman

anak-anak korban konflik Yaman (Twitter.com/UNHCR Yemen)

Perang selama tujuh tahun di Yaman telah membuat negara itu menderita. Sebagian besar penduduk mengalami ancaman kelaparan dan bertahan hidup dari bantuan luar negeri. Ribuan anak-anak telah ikut menjadi korban perang, termasuk mereka yang direkrut menjadi kombatan.

Usai disepakati gencatan senjata pada awal bulan Ramadan tahun ini, PBB telah membuat rencana lain demi mengakhiri dan mencegah penggunaan anak-anak dalam konflik bersenjata.

Dikutip dari Associated Press, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Houthi berkomitmen untuk mendentifikasi anak-anak di barisan kombatan mereka dan membebaskannya dalam waktu enam bulan ke depan.

Abdul Eluh Hajar, salah satu diplomat top Houthi menandantangani perjanjian tersebut. Dia bersama dengan perwakilan PBB berfoto dalama acara yang berlangsung di ibu kota Sanaa dan menyebutnya sebagai rencana untuk melindungi anak-anak.

2. Bagian tersulit dari perjalanan baru dimulai

Perang di Yaman dinilai telah menjadi perang proxy antara Arab Saudi dan koalisinya, melawan Houthi yang didukung Iran. Perang berlangsung selama tujuh tahun dan baru bulan Ramadan ini berhasil disepakati gencatan senjata.

Perang itu juga melibatkan anak-anak yang direkrut sebagai kombatan. Bahkan disebutkan ada anak laki-laki yang berusia 10 tahun turut direkrut. Dalam perkiraan PBB, hampir 3.500 anak-anak diverifikasi terlibat dan dikerahkan dalam perang saudara itu.

Tapi pada 2018 lalu, seorang pejabat senior militer Houthi, dikutip US News, mengatakan kelompok itu telah melantik 18 ribu tentara anak-anak. Tidak diketahui secara pasti berapa banyak tentara anak-anak yang dikerahkan dan tewas dalam pertempuran brutal tersebut.

Kesepakatan perjanjian kali ini menjadi langkah yang menggembirakan. Virginia Gamba, pejabat PBB yang mengawasi anak-anak di zona perang menyebut keputusan itu sebagai "langkah positif dan menggembirakan." 

Namun dia mencatat bahwa sebenarnya bagian tersulit selanjutnya akan dihadapi, yakni "rencana aksi harus dilaksanakan sepenuhnya dan mengarah pada tindakan nyata untuk meningkatkan perlindungan anak-anak di Yaman."

3. Pertempuran terjadi meski ada gencatan senjata

ilustrasi perang (Pixabay.com/jarmoluk)

Perang Yaman meletus pada 2014, ketika kelompok Houthi yang didukung Iran merebut ibu kota Sanaa. Pemerintah Yaman yang diakui internasional kemudian melarikan diri ke pengasingan, sebagian besar berada di Arab Saudi.

Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) bersama beberapa negara Teluk lain membentuk koalisi membantu pasukan Yaman dan melakukan intervensi pada tahun 2015. Mereka berupaya mengembalikan pemerintahan resmi ke tampuk kekuasaan. Sampai saat ini upaya itu belum berhasil.

Perang terus berlanjut dan sering brutal. Houthi bahkan baru-baru ini mampu meluncurkan rudal balistik dan drone ke beberapa fasilitas minyak penting di Saudi dan UEA.

Gencatan senjata disepakati pada awal Ramadan kali ini setelah bertahun-tahun perang. Tapi beberapa kabar menyebutkan meski ada gencatan senjata, pertempuran sporadis masih kerap berlangsung.

Dikutip dari Al Jazeera, Salim Ali, seorang tentara Yaman, mengatakan posisi tentaranya telah diserang Houthi di front selatan Marib sejak awal bulan suci Ramadan. "Kami berhasil mengusir mereka. Mereka secara intensif menggunakan drone bermuatan bahan peledak terhadap posisi dan kendaraan kami, dan saya telah kehilangan seorang kawan."

Marib adalah salah satu benteng terkuat Yaman yang berada di timur Sanaa. Wilayah itu kaya akan sumber daya minyak dan telah menjadi arena pertempuran besar dalam beberapa waktu. Saudi kerap membantu tentara Yaman menggunakan jet tempur, kekuatan yang tidak dimiliki oleh Houthi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us