Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Komisi Nasional Disabilitas Dante Rigmalia saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2024) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mendapatkan sejumlah tanggapan saat menggunakan diksi 'mendekati orang normal', ketika menjawab subtema kesejahteraan sosial dan inklusi dalam segmen ketiga debat pamungkas Pilpres 2024.

Terkait penggunaan kata tersebut, Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) Dante Rigmalia mengatakan, penggunaan diksi yang tepat adalah nondisabilitas atau orang tanpa disabilitas.

Sebab, berdasarkan pada Undang-Undang Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, istilah bagi penyandang disabilitas adalah penyandang disabilitas.

"Itu kan dari United Nations Convention on the Rights of Persons with Disabilities (UNCRPD), nah ketika mengatakan bukan disabilitas, maka yang bukan disabilitas atau nondisabilitas. Itu harapan kami. Karena kita semua tentu ada sebaliknya. Kalau misalnya yang itu sempurna, berarti yang ini tidak sempurna, yang itu tidak cacat berarti yang ini catat. Yang ini normal berarti di sisi lainnya tidak normal," kata Dante saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2024).

1. Perlu sosialisasi terkait disabilitas dan penggunaan istilah disabilitas

Ilustrasi pemilih penyandang disabilitas.(IDN Times/Daruwaskita)

Dante berharap, ketika banyak pihak belum paham terkait penggunaan istilah dan pengarusutamakan isu disabilitas, sosialisasi perlu ditingkatkan. 

"Itu karena memang kita masih perlu menyosialisasikan terkait siapa itu disabilitas, bagaimana menempatkan mereka. Jadi, artinya perspektif dan persepsi yang kami sampaikan tadi juga ya. Kementerian lembaga terkait disabilitas itu siapa, dan apa bentuk dukungan yang dibutuhkan mereka, itu sangat penting. Itu pertama dan utama yang harus kita pahami," kata dia.

2. Ketiga capres tidak bahas sama sekali soal konsesi di debat terakhir

Ilustrasi siswa penyandang disabilitas. (dokumen)

Sementara dalam debat kelima Pilpres 2024, Dante mencatat soal inklusi sosial disabilitas. Dia mengatakan, pembahasan data dari ketiga calon hanya sedikit. Sementara soal konsesi sama sekali tidak dibahas oleh ketiga paslon.

"Padahal konsesi bagi penyandang disabilitas itu sangat penting, di mana ada pengurangan biaya atas extra cost yang dimiliki oleh penyandang disabilitas, dan ini harus merupakan kebijakan dan komitmen dari pemerintah," kata dia.

Menurut UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, konsesi merupakan segala bentuk potongan biaya yang diberikan kepada penyandang disabilitas berdasarkan kebijakan pemerintah.

3. Istilah normal disebut bertentangan dengan perjuangan inklusi

Bahrul Fuad, Komisioner Komnas Perempuan dan dikenal sebagai aktivis gerakan inklusi disabilitas. (dok. IDN Times/Istimewa)

Sebelumnya, Komisioner Komnas Perempuan yang dikenal sebagai aktivis gerakan inklusi disabilitas, Bahrul Fuad, juga membahas soal debat kelima capres-cawapres Pemilu 2024, yang berlangsung Minggu (4/2/2024) malam.

Cak Fu sapaan karibnya mencatat, capres nomor urut satu Anies Baswedan dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo, punya rencana yang jelas terkait data disabilitas. 

Namun, dia menyoroti capres nomor dua Prabowo Subianto masih menggunakan istilah "normal" untuk menyebut mereka yang bukan disabilitas, serta masih mendukung program sekolah khusus untuk penyandang disabilitas. 

“Hal ini bertentangan dengan perjuangan gerakan disabilitas yang bertujuan mewujudkan pendidikan inklusi di semua tingkatan,” kata dia.

Editorial Team