Direktur AMKA Animation, Herman Umbu Billy-Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Agustini Rahayu (IDN Times/Ayu Afria)
Mengusung tagline “Connecting IP Potential to the Animation and Film Industry Ecosystem”, BAFM 2025 menghadirkan berbagai program utama, antara lain business presentation, pitching session, job fair & career opportunities, serta sharing session. Melalui format market dan forum, peserta tidak hanya memperoleh wawasan industri, tetapi juga kesempatan nyata untuk membangun jejaring, mempresentasikan karya, membuka peluang kerja, serta menjalin kolaborasi produksi.
Secara khusus, Bali Animation Film Market menggelar sesi pitching dari 17 proyek animasi, yang dua di antaranya berhasil masuk nominasi Oscar Shortlist yang bertujuan untuk menarik investasi dan produksi animasi dari buyer dan investor. Hal ini membuka peluang kesempatan bagi dari studio atau animator di Indonesia untuk berkembang dan berkelanjutan.
Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Agustini Rahayu, menegaskan bahwa penyelenggaraan BAFM 2025 memiliki peran strategis dalam memperkuat subsektor animasi sebagai bagian dari ekonomi kreatif nasional.
“BAFM 2025 kami pandang sebagai instrumen penting dalam mendorong nilai tambah ekonomi kreatif berbasis Intellectual Property nasional. Melalui forum dan market ini, potensi IP animasi Indonesia tidak hanya diperkenalkan, tetapi juga diarahkan untuk masuk ke rantai nilai industri, membuka peluang investasi, serta menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan. Di saat yang sama, kegiatan ini turut berperan dalam pengembangan sumber daya manusia kreatif agar memiliki kompetensi dan daya saing global,” ujar Agustini Rahayu.