Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Agenda Mother's Day Celebration "Perayaan Perempuan Berani" by Popmama di IDN HQ, Jakarta, Jumat (20/12/2024) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Intinya sih...

  • Perempuan perlu berani bicara untuk akses ruang aman dan pemenuhan hak
  • Kekerasan gender online di Indonesia meningkat drastis, perlunya literasi digital
  • Literasi digital mencakup 4 pilar utama untuk menghadapi ancaman kekerasan online

Jakarta, IDN Times - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Molly Prabawati, mendorong perempuan di Indonesia berani bicara jika menghadapi kekerasan. Dia mengungkapkan, keberanian perempuan untuk membuka diri akan memudahkan mereka mengakses ruang aman.

Nantinya hal ini akan berimplikasi pada pemenuhan hak perempuan, karena terciptanya ruang aman akan jadi kunci memberdayakan dan memastikan hak-hak perempuan dapat terpenuhi.

"Keberanian untuk bersuara bukan hanya melindungi diri sendiri tetapi juga membuka jalan bagi perempuan lain untuk menyatakan keadilan," kata dia dalam agenda Mother's Day Celebration "Perayaan Perempuan Berani" by Popmama di IDN HQ, Jakarta, Jumat (20/12/2024).

1. Meningkatkan literasi digital bagi perempuan

Agenda Mother's Day Celebration "Perayaan Perempuan Berani" by Popmama di IDN HQ, Jakarta, Jumat (20/12/2024) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Dari sisi teknologi, Molly juga menyoroti bagaimana kemajuan teknologi jadi gerbang kekerasan berbasis online pada perempuan. Dia mengutip data SafeNet Indonesia yang menyatakan, kekerasan berbasis gender online di Indonesia mengalami lonjakan drastis.

Pada Triwulan satu 2023 tercatat 118 kasus. Sementara di Triwulan satu 2024 jumlahnya meningkat 4 kali lipat menjadi 480 kasus.

"Salah satu cara efektif untuk mencegah dan menghadapi kekerasan berbasis gender online adalah dengan meningkatkan literasi digital," kata dia.

2. Literasi digital mencakup empat pilar utama

Ilustrasi media sosial. IDN Times/Paulus Risang

Dia menjelaskan, literasi digital mencakup empat pilar utama mulai dari digital skill, kemampuan menggunakan teknologi secara produktif. Kemudian yang kedua, digital ethics, memahami etika dan tanggung jawab dalam bidang digital. Ketiga, digital culture, menghargai keberagaman dan interaksi budaya secara online dan ang keempat, digital safety, melindungi diri dan data dari ancaman digital.

"Dengan literasi digital yang kuat, kita bisa lebih siap menghadapi ancaman kekerasan berbasis gender online, sekaligus menciptakan ruang digital yang aman dan inklusif untuk semua," ujarnya.

3. Sesi emotional healing journey dan sesi sound healing meditation

Agenda Mother's Day Celebration "Perayaan Perempuan Berani" by Popmama di IDN HQ, Jakarta, Jumat (20/12/2024) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Popmama.com berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) untuk menggelar talkshow bertajuk, "Kolaborasi Ciptakan Ruang Aman: Dukung Perempuan Bersuara, Berdaya dan Berkarya".

Dalam agenda ini juga ada sesi emotional healing journey, yang diisi dengan Journaling for Healing oleh Raden Prisya, Mindfulness & Well-being Practitioner, serta sesi Sound Healing Meditation oleh Decce Dewayani sebagai Sound Healing Facilitator.

Editorial Team