Petugas KPPS TPS 12 Lingkungan Karang Teruna Kota Mataram menunjukkan aplikasi Sirekap yang error. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Betty mengklaim KPU sigap dalam menangani masalah di Sirekap. Dalam hal ini, KPU punya tim khusus yang menangani bidang keamanan siber.
"Kalaupun ada kendala kami dapat menanganinya, bekerja sama dengan keamanan siber KPU yang berfungsi sebagai loket-loket yang tersebar secara global dapat berjalan secara efektif," tutur Betty.
Selain itu, Betty juga memaparkan bahwa beban traffic yang dialami Sirekap pada Februari tercatat mencapai 18 terabyte (TB). Kemudian, untuk mengelola traffic yang begitu tinggi, KPU mengimplementasikan content delivery network (CDN) yang berfungsi sebagai loket dan tersebar secara global di seluruh belahan dunia.
"Dengan penerapan CDN, publik dapat mengakses portal publikasi sirekap yang akan diarahkan ke CDN sehingga website akan memiliki kinerja lebih cepat via jaringan yang dimaksud," ucap dia.
Sebelumnya, Sirekap menuai polemik karena hasil pemungutan suara yang dihimpun di banyak TPS tak sesuai ketika di-upload ke server pusat milik KPU. Kesalahan diduga terjadi ketika petugas KPPS memindai hasil suara di formulir C Hasil melalui Sirekap.
Kegaduhan semakin menjadi setelah sejumlah warganet di media sosial menyampaikan berbagai keluhan petugas KPPS yang mengalami kesulitan mengakses dan mengoperasikan Sirekap.