Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Aminuddin Azis, beserta jajaran saat memberikan pernyataan pada Taklimat Media Kongres Bahasa Indonesia XII di Jakarta, Rabu (25/10). (IDN Times/Marwan Fitranansya)

Jakarta, IDN Times — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menyelenggarakan Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII pada 25-28 Oktober 2023.

Sebagaimana diketahui, KBI XII merupakan forum kebahasaan dan kesastraan tertinggi di Indonesia yang diselenggarakan secara berkala setiap lima tahun. Selain itu, kongres ini juga menjadi ajang melakukan evaluasi terhadap rekomendasi di kegiatan sebelumnya.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Aminudin Aziz mengatakan bahwa dalam kongres kali ini, terdapat beberapa hal yang berbeda dari penyelenggaraan sebelumnya.

“Misalnya tidak pernah diadakan secara daring dan luring. Akibat pandemi, mode hibrida menjadi praktik yang biasa dilaksanakan untuk acara besar dan meluas. Ini menjadi yang pertama, sehingga para peserta yang hadir hanya 500 orang. Kemudian sekitar 1.000 lebih mendaftar menjadi peserta kongres secara daring dan akan diikuti melalui platform yang disediakan,” ungkap Aziz pada Taklimat Media Kongres Bahasa Indonesia XII di Jakarta, Rabu (25/10).

1. Terdapat kelas mahir linguistik forensik yang berfokus pada ujaran kebencian

kronika.civilradio.hu

Tak sampai di situ, KBI XII didahului dengan penyelenggaraan kelas mahir sejak 1 Oktober 2023 dan sudah selesai dilaksanakan pada 18 Oktober 2023. Terdapat dua kelas mahir, yakni leksikografi dan linguistik forensik.

“Untuk leksikografi kami bekerja sama dengan Lexicom (Lexical Computing Inc). Kami adakan di awal bulan ini dan diikuti peserta untuk menambah entri KBBI yang baru 121 ribu untuk ditargetkan tahun depan menjadi 200 ribu entri. Kalau mau ikuti normal bisa dicapai 34 tahun ke depan. Kami ingin satu tahun saja, makanya perlu ahli leksikografi dan kelas mahir jadi salah satu caranya,” jelas Aziz.

Ia pun menambahkan, untuk linguistik forensik, pihaknya bekerja sama dengan Universitas Aston dari Inggris. Mereka memiliki linguistik forensik terbaik dunia dan fokus pada ujaran kebencian.

"Karena kasus di dalam negeri pertambahan jumlah kasus kriminal yang dilaporkan pada kepolisian sudah ribuan, dalam satu tahun selalu meningkat. Makanya, kami siapkan forum itu untuk berikan pelatihan pada pemerhati, peneliti, dosen, dan analis yang mau bekerja sama dengan aparat penegak hukum terkait ujaran kebencian baik di media cetak dan elektronik,” tambah Aziz.

2. Penghargaan Anugerah Hoesein Djadjadiningrat di KBI XII

Editorial Team

Tonton lebih seru di