Jakarta, IDN Times - Konflik bersenjata di Papua memasuki tahun 2022 belum juga berakhir. Terbaru dua prajurit TNI Angkatan Laut gugur pada Sabtu, 26 Maret 2022, akibat diserang anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Bahkan, ketika melakukan serangan, anggota KKB menggunakan senjata pelontar granat atau GLM.
Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta, menilai kejadian penyerangan yang dilakukan anggota KKB sangat memprihatinkan. Apalagi frekuensi serangan anggota KKB semakin meningkat dalam tiga bulan terakhir.
"Mereka bahkan menggunakan persenjataan yang lebih kuat. Ini mengindikasikan peningkatan kemampuan tempur anggota KKB. Artinya, selama ini upaya pendekatan yang dilakukan pemerintah tidak berjalan efektif," ungkap Sukamta dalam keterangan tertulis, Rabu (30/3/2022).
Maka, Wakil Ketua Fraksi PKS itu mendesak pemerintah segera melakukan evaluasi total terhadap kebijakan dan pendekatan keamanan di Papua. Ia mendorong agar ada pendekatan baru untuk menuntaskan konflik di Bumi Cendrawasih.
"Harus ada peningkatan kerja tim intelijen untuk memetakan secara presisi dinamika sosial, politik dan keamanan yang berkembang. Penanganan konflik di Papua dengan anggota KKB tentu tidak sama dengan cara mengatasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh atau teroris oleh anggota Densus Antiteror 88," tutur dia.
Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah untuk menuntaskan konflik di Papua sehingga bisa mencegah jatuhnya korban?