La Nina Picu Potensi Banjir, Apalagi di Daerah Urban

Jakarta, IDN Times - Pakar Bioteknologi Lingkungan Universitas Indonesia, Firdaus Ali, mengungkapkan potensi banjir akan meningkat seiring dengan adanya prediksi La Nina pada akhir 2021 hingga awal 2022. Namun dengan adanya kondisi ini, tidak banyak yang bisa dilakukan karena waktu relatif sempit.
"Potensi dan intensitas curah hujan cenderung meningkat karena dipicu oleh fenomena La Nina ini. Jadi, potensi banjir jelas akan meningkat. Walaupun ini sudah diperingatkan oleh BMKG sejak Juni lalu tapi sepertinya karena pandemik COVID-19 tidak banyak yang bisa dilakukan karena waktunya relatif sempit," ujar dia kepada IDN Times, Sabtu (30/10/2021).
1. Modifikasi cuaca saat ini mungkin dilakukan
Persiapan jelang La Nina dan antisipasi banjir ini, kata dia, sangat jauh dari kata cukup. Hal yang mungkin bisa dilakukan, di antaranya pada saat tertentu adalah modifikasi cuaca dan memastikan alat disiagakan.
"Tentunya dengan tingkat efektivitas terbatas.Memastikan pompa-pompa (statis maupun yang mobile) dan pintu air berfungsi optimal," ujarnya.
2. Daerah urban rentan terhadap La Nina
Ali menjelaskan sebagian besar Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi, berisiko terhadap La Nina.
"Daerah perkotaan atau urban sudah pasti yang paling rentan," kata dia.
Selain itu, masyarakat, khususnya dalam kota, juga harus bersedia melakukan evakuasi dini jika curah hujan sudah relatif tinggi.
3. DKI Jakarta hanya lakukan antisipasi rutin
Untuk daerah DKI Jakarta, menurutnya, Pemprov DKI hanya lebih banyak melaksanakan antisipasi yang bersifat rutin, contonya penanganan sistem drainase.
"Penanganan sistem drainase masih seperti rutin. Kementerian PUPR sudah berupaya menyelesaikan dua bendungan kering (dry dam) di hulu Ciliwung yaitu Ciawi dan Sukamahi dengan total kapasitas tampung mencapai 6,7 juta meter kubik," kata Ali.