Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Anggota Komisi XI DPR RI Melchias Markus Mekeng
Anggota Komisi XI DPR RI Melchias Markus Mekeng. (IDN Times/Amir Faisol)

Intinya sih...

  • Mekeng meminta Purbaya tak perlu panjang lebar membacakan presentasinya. Ia berharap Menkeu menghadirkan kebijakan out of the box dan mengubah kebiasaan lama yang kurang baik.

  • Anggota DPR, kata Mekeng, akan senang jika menteri bisa menyampaikan paparan yang mudah dicerna.

  • Mekeng juga meminta pendapatan negara jangan hanya mengandalkan pajak.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi XI DPR RI Melchias Markus Mekeng berpesan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa agar membuat kejutan di kepemimpinannya.

Namun, Mekeng mewanti-wanti jangan sampai kejutan yang dibuat justru membuat pusing seperti hari-hari sebelumnya. Hal ini sekaligus menyinggung jawaban Purbaya terkait tuntutan 17+8 yang menuai kritik dari publik.

Hal itu disampaikan Mekeng dalam rapat kerja perdana Menkeu Purbaya dengan Komisi XI DPR RI. Mekeng menyoroti soal Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN) untuk pendidikan yang harus diperjuangkan Menkeu. Ia juga meminta adanya kejutan di kepemimpinan baru Purbaya.

"Saya harap Pak Menteri, dengan you baru duduk sekarang hari ketiga? Hari dua, tiga Pak? Ketiga ya, buatlah kejutan," kata Mekeng, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/9/2025).

"Jangan kejutan kayak kemarin itu, bikin pusing itu. Kebijakan, kalau bisa kebijakannya out of the box. Kalau yang tadi disampaikan itu (presentasi), itu kebijakan saya udah dengar 20 tahun Pak, selama saya di Komisi XI dengarnya yang ginian mulu, 25 tahun gitu," ucap Mekeng, tertawa.

1. Sentil Purbaya jangan bertele-tele

Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI Melchias Marcus Mekeng (IDN Times/Amir Faisol)

Mekeng juga meminta Purbaya tak perlu panjang lebar membacakan presentasinya. Ia berharap Menkeu menghadirkan kebijakan out of the box dan mengubah kebiasaan lama yang kurang.

"Jadi kalau bisa rapat-rapat berikutnya itu gak usah terlalu panjang, gak usah pakai baca-baca begitu. Kan Pak Menteri kan PhD, jadi kasih outlinenya jelasin aja, supaya lebih enak masuk di otak kita," ujar dia.

"Gak perlu baca-baca yang ke tadi gitu, kita baru dapat data ini sekarang Pak, bagaimana kita mau mendalami ini. Singkat, tapi jelas kontennya robah. Gak perlu pak, kalau kebiasaan yang lama baca-baca gitu, robah," sambung Mekeng.

2. Komisi XI menunggu kebijakan Kemenkeu yang out of the box

Komisi XI DPR RI mengelar rapat kerja bersama Menteri Keuangan (Menkeu) RI Purbaya Yudhi Sadewa. (IDN Times/Amir Faisol)

Anggota DPR, kata Mekeng, akan senang jika menteri bisa menyampaikan paparan yang mudah dicerna. Ia juga meminta pendapatan negara jangan hanya mengandalkan pajak.

"Kita akan jauh lebih senang, gitu loh pak. Walau pun rapat satu jam, tapi kalau masuk di otak kita lebih enak, dari pada rapat berjam-jam gak ada yang masuk di sini (otak). Jadi buatlah kebijakan yang out of the box," kata dia.

Mekeng menunggu kebijakan-kebijakan Kementerian Keuangan yang out of the box, karena kalau hanya mengandalkan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), tidak akan terjadi perubahan yang besar bagi fiskal Indonesia.

"Kalau cuma ngandelin generik dari pajak dari PNBP, sampai kita sudah di dunia yang lain pun, gak akan terjadi perubahan. Gak nguber kebutuhan dengan pendapat itu gak nguber, harus ada out of the box saya tunggu itu out of the box itu dari Pak Menteri," imbuhnya.

3. Purbaya nilai tuntutan 17+8 disampaikan sebagian rakyat

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, angkat bicara mengenai tuntutan publik yang saat ini tengah banyak dibicarakan, yaitu tuntutan 17+8. Purbaya mengaku belum mempelajari tuntutan tersebut.

Namun, Purbaya menilai tuntutan itu merupakan suara sebagian kecil masyarakat yang merasa tidak puas dengan kondisi ekonomi saat ini. Pernyataan itu sontak langsung viral di media sosial dan berujung permintaan maaf.

“Itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Mungkin ada yang merasa terganggu, hidupnya masih kurang,” ujar dia dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (8/9/2025).

Menurut Purbaya, jika perekonomian tumbuh optimal, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat, sehingga pandangan negatif terhadap pemerintah pun berkurang.

Oleh karena itu, setelah Purbaya resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan, ia berkomitmen untuk bekerja keras mendongkrak perekonomian agar bisa tumbuh lebih cepat.

Di sisi lain, kata Purbaya, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6–7 persen. Jika target itu tercapai, diyakini akan menciptakan lapangan kerja yang luas.

“Once saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6 persen, 7 persen, itu akan hilang dengan sendirinya. Mereka akan sibuk mencari kerja dan makan enak dibandingkan demo,” kata dia.

Editorial Team