Momen DPR Sentil Purbaya: 2 Hari Jadi Menteri, 2 Hari Paling Viral

- Legislator pertanyakan target 6-7 persen di tengah lesunya ekonomi
- Purbaya dicecar DPR soal upaya perbaiki fiskal
- Purbaya nilai tuntutan 17+8 disampaikan sebagian rakyat
Jakarta, IDN Times - Komisi XI DPR RI mengelar rapat kerja bersama Menteri Keuangan (Menkeu) RI Purbaya Yudhi Sadewa. Ini sekaligus menjadi rapat perdana Purbaya bersama Komisi XI DPR RI setelah resmi menjabat sebagai bendahara negara.
Ada momen menarik dalam rapat itu. Seperti biasa, Purbaya terlebih dulu memaparkan presentasinya di hadapan Komisi XI DPR RI. Dalam rapat itu, ia didampingi kedua wakilnya, yakni Thomas Djiwandono, Anggito Abimanyu, dan Suahasil Nazara.
Setelah memasuki pendalaman, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDIP, Harris Turino, menyinggung Purbaya karena menjadi menteri paling viral sehari setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto.
Hal itu ia sampaikan saat rapat kerja perdana Menkeu Purbaya dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/9/2025).
"Yang terhormat Pak Menteri Keuangan, Pak Purbaya, beserta jajaran, para wakil menteri dan sekjen beserta seluruh jajarannya," kata Harris.
"Ini pertama-tama selamat Pak, dua hari jadi menteri, sekaligus dua hari Bapak jadi orang yang paling viral seluruh Indonesia, he-he-he," sambungnya.
1. Legislator pertanyakan target 6-7 persen di tengah lesunya ekonomi

Ia pun menyoroti pernyataan Purbaya yang ingin mengejar target pertumbuhan ekonomi 6-7 persen. Sementara di APBN 2026 sudah dipatok pada angka 5,4 persen.
Di sisi lain, pemutusan hubungan kerja (PHK) masih masif terjadi di sejumlah perusahaan dan jatuh tempo utang luar negeri berkahir tahun ini.
"Nah kita juga tau bahwa PHK masih terjadi Pak, pengangguran walaupun turun ya, masih terasa di masyarakat angka kemiskinan juga walaupun turun, masyarakat daya belinya masih susah, defisit APBN 2,48 persen itu harus dijaga ketat, utang jatuh tempo tahun ini cukup tinggi dan juga tekanan internasional juga belum terlalu positif," ungkap Harris.
2. Purbaya dicecar DPR soal upaya perbaiki fiskal

Kendati, Harris menyambut baik semangat Purbaya untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 6-7 persen. Ia lantas berharap target pertumbuhan ekonomi delapan persen dapat terwujud.
"Harapannya adalah memang akhirnya angka 8 persen yang berkali-kali disampaikan oleh Presiden Prabowo bisa tercapai," kata dia.
"Kita ingin mencapai ke sana, tapi persoalannya adalah di 5,4 persen pertumbuhan ekonomi itu kalau geser ke 6 sampai 7 persen tentu kan ada parameter lain yang berubah," sambung dia.
Harris lantas mempertanyakan kebijakan apa yang akan diambil Purabaya sebagai bendahara negara untuk mencapai target-target itu. Termasuk apakah utang RI akan dilonggarkan.
"Yang berubah itu apanya Pak? apakah kemudian utangnya dilonggarkan sehingga utang kita membesar atau apanya?sehingga bisa tumbuh 6 sampai 7 persen. Kira-kira itu akan tercapai kapan Pak?" tanya dia.
3. Purbaya nilai tuntutan 17+8 disampaikan sebagian rakyat

Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, angkat bicara mengenai tuntutan publik yang saat ini tengah banyak dibicarakan, yaitu 17+8 Tuntutan Rakyat. Purbaya mengaku belum mempelajari tuntutan tersebut.
Namun, dia menilai tuntutan itu merupakan suara sebagian kecil masyarakat yang merasa tidak puas dengan kondisi ekonomi saat ini. Pernyataan itu sontak langsung viral di media sosial dan berujung permintaan maaf.
“Itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Mungkin ada yang merasa terganggu, hidupnya masih kurang,” ujar dia dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (8/9/2025).
Menurut dia, jika perekonomian dapat tumbuh optimal, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat sehingga pandangan negatif terhadap pemerintah pun berkurang.
Oleh karena itu, setelah dirinya resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan, Purbaya berkomitmen untuk bekerja keras mendongkrak perekonomian agar bisa tumbuh lebih cepat.
Di sisi lain, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6–7 persen. Jika target itu tercapai, diyakini akan menciptakan lapangan kerja yang luas.
“Once saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6 persen, 7 persen, itu akan hilang dengan sendirinya. Mereka akan sibuk mencari kerja dan makan enak dibandingkan demo,” kata dia.