Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi peta Papua. (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi peta Papua. (IDN Times/Sukma Shakti)

Intinya sih...

  • Lenis Kogoya, staf khusus Menteri Pertahanan NKRI, usulkan izin penambangan emas di Papua untuk tingkatkan kesejahteraan warga.
  • TPNPB-OPM mengancam akan membunuh penambang emas liar di Papua, namun Lenis menegaskan warga mencari nafkah demi keluarga.
  • Lenis ingin ajak Wakil Presiden Gibran blusukan ke Papua agar lebih memahami kondisi di sana dan siap mendampinginya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Staf khusus Menteri Pertahanan Bidang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Lenis Kogoya, mengusulkan kepada Kementerian ESDM untuk memberi izin bagi Papua untuk melakukan penambangan emas. Dengan begitu, tingkat kesejahteraan warga bisa membaik. 

"Ini belum (berjalan), nanti mau dirapatkan. Dalam waktu dekat akan kami rapatkan, saya akan undang Kementerian ESDM," ujar Lenis ketika dikonfirmasi pada Jumat (9/5/2025). 

Izin penambangan bagi warga Papua diberikan untuk menertibkan praktik penambangan emas ilegal. Investor dari luar Papua pun diusulkan juga bisa mendapatkan izin penambangan. Asalkan area penambangan itu dikelola oleh warga Papua. Pria yang juga mendapat gelar Letnan Kolonel Tituler itu meyakini, dengan pendekatan kesejahteraan yang lebih baik maka konflik dan tindak kekerasan di Bumi Cendrawasih bisa diredam.

"Jadi, supaya ekonomi masyarakat juga dapat terbantu. Sebelumnya, harus koordinasi dulu dengan tiap-tiap kepala suku agar bisa diberikan lahan," katanya. 

1. Lenis Kogoya wanti-wanti warga Papua lakukan penambangan demi nafkah

Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Kedaulatan Negara, Lenis Kogoya di kantor Kemhan, Jakarta Pusat. (IDN Times/Santi Dewi)

Lebih lanjut, Lenis menyadari Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) sudah mengumumkan akan membunuh siapapun yang melakukan penambangan emas liar di Papua. Bahkan, sudah ada 17 orang yang dibunuh oleh TPNPB-OPM di Kabupaten Yahukimo lantaran dianggap sebagai pencuri. 

"Saya kasih tahu ya khususnya ke TPNPB-OPM, masyarakat kita itu kan mereka cari makan. Mereka hidup (mencari nafkah) demi kesejahteraan keluarga kan. Jadi, jangan bunuh orang sembarangan," kata Lenis. 

Sementara, Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengatakan, aksi penambangan emas ilegal itu juga dapat mempengaruhi ekosistem hutan di Papua. 

Kegiatan pertambangan emas itu bahkan disebut-sebut mendapat sokongan dari aparat TNI dan Polri. "Betul-betul liar, mereka orang gila. Kami punya semua data," ujar Sebby pada April 2025 lalu. 

Menurut Sebby, sudah sepantasnya para penambang emas tersebut diserang dan bahkan dibunuh. Sebab, dia sendiri meragukan pihak aparat keamanan akan melakukan penegakan hukum terhadap aktivitas tersebut, karena adanya kecurigaan telah terjadi kerja sama. 

2. Lenis Kogoya masuk DPO TPNPB-OPM

Staf Khusus Menhan Bidang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Lenis Kogoya di Nabire pada Maret 2025. (ANTARA FOTO/Lintang Budiyanti)

Sementara, dalam pertemuan di kantor Kemhan, Jakarta Pusat pada Kamis kemarin, Lenis mengakui namanya dimasukan ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh TPNPB-OPM. Hal itu buntut pernyataan Lenis yang mengatakan akan menangkap Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom. Menurut dia, status itu masih disematkan kepadanya hingga kini.

"(Status DPO OPM) masih sampai sekarang," ujar Lenis. 

Meski begitu, Lenis mengaku tidak takut meskipun menjadi target dari kelompok OPM. "Saya tidak pernah takut, kecuali Tuhan Yesus. Manusia saya tidak pernah takut," tegas Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) di Tanah Papua ini.

Mantan Stafsus Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) ini bahkan juga mengaku siap mati, demi menjaga Papua tetap berada dalam wilayah NKRI.

3. Lenis Kogoya ingin ajak Gibran blusukan ke Papua

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka. (Tangkapan layar YouTube Gibran Rakabuming Raka)

Lenis juga mengaku ingin mengajak Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk blusukan ke Papua. Menurut Lenis, sejak dilantik sebagai Wakil Presiden pada Oktober 2024 lalu, Gibran belum menjejakkan kaki ke Papua.

"Kelihatannya belum (ke Papua). Saya mau ajak nanti. Saya akan audiensi dulu ke Beliau. Kalau bisa Pak Wapres itu harus belajar seperti Pak Jokowi," ujar Lenis Kamis kemarin. 

Presiden ke-7 itu berani menjajal daerah rawan di Papua pada 2017 lalu. Ketika itu, Jokowi menjajal satu ruas Jalan Trans Papua di Danau Habema, Jayawijaya dengan menggunakan motor trail. 

Menurut Lenis, Gibran menjadi sosok yang pas untuk blusukan di Papua. Sebab, usia Presiden Prabowo Subianto sudah sepuh. Bila Gibran bersedia, Lenis mengaku siap mendampingi mantan Wali Kota Solo itu ke Papua. 

"Kalau Pak Prabowo kan sudah orang tua ya. Lain dengan Gibran, dia masih muda kan. Nah, dia harus turun ke lapangan. Nanti, saya akan dampingi," imbuhnya. 

Editorial Team