Lindungi Perempuan dan Anak, Suara Digital Bisa Jadi Aksi Nyata

Intinya sih...
Tidak sajikan pemberitaan bias gender. Media harus hindari sensasionalisme dan bias gender dalam pemberitaan, agar tidak menimbulkan reviktimisasi.
Berharap jadi titik awal sinergi berbagai pihak. Harapan agar talkshow ini menjadi starting point dari sinergi dan aksi nyata yang berkelanjutan.
Jakarta menuju kota Global dengan meningkatnya berbagai modus. Perhatian pada isu perempuan dan anak menjadi hal utama dalam HUT DKI Jakarta 498 tahun.
Jakarta, IDN Times - Kekerasan terhadap perempuan dan anak terus menjadi persoalan serius, tidak hanya di dunia nyata tetapi juga di ruang digital. Plt. Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Evi Lisa mengungkapkan, pentingnya peran media dan penggiat media sosial dalam menciptakan ekosistem yang aman.
“Meningkatnya penggunaan media sosial dan teknologi informasi telah membawa dampak positif dalam hal penyebaran informasi dan advokasi, namun juga membuka peluang terjadinya kekerasan berbasis gender secara daring, seperti doxing, pelecehan siber, penyebaran konten intim nonkonsensual, dan bentuk kekerasan lainnya yang sulit dikendalikan,” ujar Evi Lisa saat membuka Talkshow Suara Digital, Aksi Nyata: Bersama Mencegah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Jakarta, Senin (23/6/2025).
1. Media seharusnya tidak menyajikan pemberitaan bias gender
Dia mengingatkan agar media tidak menyajikan pemberitaan yang sensasional dan bias gender.
“Pemberitaan yang tidak berpihak pada korban, sensasional, atau mengandung bias gender seringkali menimbulkan reviktimisasi,” ujarnya.
2. Berharap jadi titik awal sinergi berbagai pihak
Evi berharap, talkshow ini menjadi titik awal sinergi konkret berbagai pihak. Tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga menjadi starting point dari sinergi dan aksi nyata yang berkelanjutan. Dia mengajak semua pihak untuk terus bergerak bersama.
"Mari terus bersuara, mari terus bergerak. Suara digital kita bisa menjadi aksi nyata untuk melindungi perempuan dan anak dari kekerasan,” kata Evi.
3. Jakarta menuju kota Global dengan meningkatnya berbagai modus kekerasan
Selain itu, dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 DKI Jakarta, dia mengatakan, perhatian pada isu perempuan dan anak jadi hal utama.
"Apalagi sekarang Jakarta menuju kota Global yang pastinya modus-modus kekerasan itu yang pastinya makin luas lagi," katanya.
Dia mengklaim, Jakarta sudah lebih ramah dan peduli kepada perempuan dan anak.