Jakarta, IDN Times - "Kalau ditanyakan tertarik ke politik atau gak, jujur saja saya tertarik. Karena meski kita sebagai pengusaha mengeluarkan uang puluhan hingga ratusan juta untuk program CSR, yang tersentuh sedikit. Tetapi, beda bila menjadi politikus, yang tersentuh dengan kebijakan kita pasti lebih luas. Tapi, tidak sekarang saya ke politik. Mungkin 20 tahun lagi."
Itu adalah respons putra sulung Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Gibran Rakabuming Raka ketika diwawancarai oleh jurnalis senior Najwa Shihab pada 13 Desember 2018 lalu.
Meski mengaku tertarik soal isu politik, tetapi terjun langsung untuk menggeluti bidang itu masih jauh dalam bayangannya. Sampai tiba-tiba ia mendaftar secara resmi menjadi kader PDI Perjuangan pada 23 September 2019.
Lalu, pada 2020 lalu, nama Gibran resmi terdaftar bersama Teguh Prakosa menjadi calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo di pilkada. Publik pun terkejut terhadap perubahan sikap Gibran yang begitu cepat.
Padahal, semula Megawati Soekarnoputri sudah diprediksi bakal memberikan tiket emas di Pilkada Solo kepada Achmad Purnomo. Tetapi, tiket emas dan restu Mega beralih ke tangan Gibran.
Kini situasi serupa kembali dihadapi Gibran jelang pemilu 2024. Bahkan, dua ketua umum partai politik terlihat sudah mendorong agar Wali Kota Solo itu 'naik kelas' dan mengincar posisi yang lebih tinggi. Ketum yang dimaksud adalah Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto.
Bahkan, Prabowo disebut Gibran sempat bertanya apakah ia berminat maju menjadi calon gubernur di DKI Jakarta atau di Jawa Tengah. Rekam jejak politik nyaris mirip seperti yang sudah dirintis oleh sang ayah.
Bedanya, Jokowi membidik jadi Gubernur DKI Jakarta usai tujuh tahun menjabat sebagai Wali Kota Solo. Perbedaan lainnya, Jokowi merintis sendiri karier politiknya tanpa dibayangi sosok siapapun di keluarga.
Sementara, Gibran akan selalu dibayangi oleh sosok Jokowi. Masa jabatan Jokowi sebagai RI-1 pun akan berakhir pada Oktober 2024. Sedangkan, pilkada bakal digelar pada 27 November 2024.
Apakah Gibran benar-benar berminat untuk 'naik kelas' dan meniru rekam jejak sang ayah? Bila itu jalan politik yang bakal dipilihnya, kontestasi pilgub mana yang akan diikuti Gibran?