Presiden Prabowo Subianto (kiri) disaksikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memberikan arahan saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/1/2025). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Program penghapusan utang macet UMKM yang baru berjalan pun menuai respons negatif dengan angka minus 5,7. Kebijakan ini dinilai memicu moral hazard, mengurangi likuiditas lembaga keuangan, dan tidak adil bagi debitur yang patuh.
“Meskipun niatnya baik untuk membantu UMKM yang kesulitan, kebijakan ini berisiko menciptakan preseden yang salah,” kata Adrian.
Debitur lain kata dia, mungkin merasa bahwa kewajiban finansial dapat diabaikan dengan harapan akan ada penghapusan di masa depan. Ini melemahkan kedisiplinan keuangan dan merugikan lembaga keuangan yang harus menanggung risiko lebih besar.
“Selain itu, kebijakan ini dianggap tidak adil bagi pelaku usaha yang selama ini memenuhi kewajiban mereka meskipun menghadapi kesulitan,” ujarnya.
Dalam survei ini, LSI menggunakan dua pendekatan yaitu LSI Weight Scoring Model dan Aplikasi LSI Internet.
Weight Scoring Model adalah pendekatan evaluasi berbasis bobot, yang dirancang untuk menilai kebijakan secara holistik. Ia dikembangkan banyak peneliti, antara lain, Thomas L. Saat pada tahun 1970-an.
Dengan datangnya teknologi digital dan Artificial Intelligence, LSI Denny JA mengembangkan model ini.
LSI Denny JA memberi porsi proporsional pada lima dimensi utama: dampak strategis, dampak langsung, keberlanjutan, sentimen publik, dan dukungan politik.
Dengan memberi bobot pada setiap aspek, model ini mencerminkan realitas kompleks sebuah kebijakan, baik dari sisi teknokratis maupun persepsi masyarakat.
Keunggulan utamanya terletak pada keadilan evaluasi menggabungkan data kuantitatif dan kualitas dampak.
Inovasi ini, disertai aplikasi digital, menjadikan Weight Scoring Model sebagai alat yang revolusioner, membuka wawasan baru dalam membaca keberhasilan atau kegagalan pemerintahan di era modern.
Model pertama menentukan ranking program positif melalui kriteria berbobot yang mencakup dampak strategis 30 persen, dampak langsung 25 persen keberlanjutan dan efisiensi 20 persen, sentimen publik 15 persen, serta dukungan politik dan internasional 10 persen
Setiap kebijakan diberi skor satu sampai sembilan. Nilai sembilan untuk skor paling positif.
Kriteria dipilih berdasarkan relevansi isu terhadap tantangan nasional seperti stunting, ketahanan pangan, dan reformasi pendidikan. Bobot ditetapkan untuk memastikan keadilan dalam mengevaluasi dampak langsung dan strategis, serta sentimen publik.
Model kedua menganalisis frekuensi serta sentimen percakapan daring antara 20 Desember 2024 hingga 20 Januari 2025.
Kombinasi metodologi ini memberikan gambaran kuantitatif dan kualitatif terhadap program yang dievaluasi.