Ilustrasi pemilu/ kampanye. (IDN Times/Agung Sedana)
Berdasarkan gender, basis pemilih laki-laki mencapai 50,1 persen, 23,8 persen suara untuk pasangan capres-cawapres 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, 44,6 untuk capres-cawapres 02 Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan 24,9 persen untuk capres-cawapres 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Sementara pemilih perempuan, 22,6 untuk Anies-Muhaimin, 49,5 untuk Prabowo-Gibran, dan 18,6 untuk Ganjar-Mahfud.
“Pemilih 02 kan laki-lakinya lebih sedikit proporsinya, perempuannya sedikit lebih banyak. Sementara yang belum menentukan itu sedikit lebih banyak perempuan. Itu satu ya. Jadi kalau hanya melihat gender, mungkin Prabowo-Gibran yang akan lebih diuntungkan,” ujarnya.
Menurut analisis LSI mengenai hubungan antara faktor usia dan karakteristik pemilih yang belum menentukan pilihan, cenderung lebih dekat atau memiliki kesamaan dengan karakteristik pemilih pendukung pasangan calon 01 atau 02.
Dia mengatakan, proporsi pemilih yang berpendidikan rendah yang belum mau menjawab survei cenderung lebih tinggi. Berdasarkan analisis pendidikan, terlihat bahwa pasangan Prabowo-Gibran memiliki keunggulan di kalangan pemilih berpendidikan rendah yang belum menentukan pilihan.
Terkait faktor wilayah desa dan kota, pemilih yang menganggap dirinya belum punya pilihan cenderung lebih banyak berasal dari pemilih perkotaan. Selanjutnya, karakteristik pemilih perkotaan lebih banyak mirip dengan karakteristik pemilih Anies dan pemilih Ganjar.
Djayadi melihat terdapat karakteristik pemilih mengambang yang lebih mirip dengan pemilih pasangan calon nomor 2, sementara karakteristik lainnya lebih dekat dengan pasangan calon nomor 1 dan nomor 3.
“Dengan demikian karena itu faktor itu kita belum bisa melihat secara cukup jelas dari 8 persen itu akan ke mana sehingga kita tidak tahu apakah akan terjadi satu putaran atau dua putaran,” ujarnya.