Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kampanye pemilu dan pilkada. (IDN Times/Agung Sedana)
Ilustrasi kampanye pemilu dan pilkada. (IDN Times/Agung Sedana)

Intinya sih...

  • Prabowo menuding LSM didanai asing dan hendak mengadu domba rakyat, yang dianggap sudah usang karena turut dipakai pada 1998.
  • Menurut Isnur, tudingan LSM yang didanai pihak asing ingin mengadu domba rakyat adalah cara untuk menutupi kelemahan dan kesalahan pemerintah.
  • Hasan Nasbi menyatakan bahwa Prabowo tidak menujukan pernyataannya kepada semua LSM, hanya kepada mereka yang berupaya memecah belah bangsa Indonesia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Direktur eksekutif Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur mengkritisi pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menuding LSM didanai pihak asing dan hendak mengadu domba rakyat. Narasi yang dibangun oleh Prabowo itu dinilai sudah usang karena turut dipakai pada 1998 dulu. 

"Itu pula yang dijadikan alasan untuk melakukan penculikan terhadap aktivis," ujar Isnur kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Rabu (4/6/2025). 

Menurut Isnur, tudingan LSM yang didanai pihak asing ingin mengadu domba rakyat adalah cara yang dipakai untuk menutupi kelemahan dan kesalahan pemerintah. Cara tersebut, kata Isnur, merupakan modus untuk membunuh pembawa pesan (kill the messenger) terhadap pihak-pihak yang kritis terhadap pemerintah. 

Di sisi lain, kata Isnur, pemerintah justru kerap menerima pinjaman dari negara asing untuk melakukan pembangunan. Itu sebabnya utang yang harus dibayarkan kini menggunung. 

"Bahkan, Prabowo turut memasukkan pihak asing sebagai pengawas di Badan Pengelola Investasi Danantara. Pertanyaannya, apa kemudian Prabowo dituding sedang menjalankan misi asing dalam pemerintahannya? Apakah tiap tahun Menteri Keuangan meminjam uang dari lembaga asing lalu dianggap menjalankan mandat asing? Tidak," tutur dia. 

Isnur menilai pemerintah sedang tenggelam dalam kekeliruan pola berpikirnya sendiri. Sebab, mereka tidak terima terhadap kritik yang disampaikan oleh sejumlah LSM tersebut. 

1. YLBHI bantah LSM yang terima dana dari donor asing jalankan misi negara asing

Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur (kedua dari kiri) ketika berbicara di kantor YLBHI, Jakarta Pusat. (IDN Times/Santi Dewi)

Lebih lanjut, Isnur membantah sejumlah LSM yang menerima dana dari donor asing lalu dianggap sedang menjalankan mandat dari negara asing. "Lembaga-lembaga yang mendampingi dan menolong masyarakat serta menyampaikan kritik adalah bagian dari ekspresi yang dijamin oleh konstitusi," kata Isnur. 

Visi dari LSM seperti YLBHI sesuai dengan konstitusi Indonesia. "Visi yang kami miliki adalah negara hukum, Pancasila. Jadi, harus dilihat agenda dari LSM itu apa. Jangan kemudian Anda yang membuat kekeliruan tetapi ditimpakan ke pihak lain," tutur dia. 

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Prabowo ketika melempar tudingan aksi unjuk rasa yang marak terjadi lantaran didanai pihak asing. "Jadi, kami melihat bahwa tuduhan-tuduhan itu adalah bentuk ketidaksukaan terhadap penyampaian ekspresi," imbuhnya. 

2. Tuduhan LSM didanai asing adalah narasi usang Prabowo

Presiden Prancis Emmanuel Macron, menganugerahkan Grand Croix de la Légion d’Honneur kepada Presiden Prabowo Subianto (dok. Sekretariat Presiden)

Isnur juga mengatakan kecurigaan terhadap pihak asing dan anti terhadap kritik adalah ciri lama dari sikap Prabowo. Ia pernah menganggap aktivis 1998 yang mengkritisi Soeharto sebagai ancaman negara. 

"Sehingga, ketika itu dianggap wajar untuk diculik. Jadi, ini sebenarnya adalah tradisi atau operasi lama yang dilakukan pemerintahan Prabowo dan sudah pernah dilakukan oleh Prabowo di tahun 1998. Dia tidak suka kritik, demonstrasi dan penyampaian aspirasi secara terbuka," kata Isnur. 

3. Istana bantah tudingan Prabowo ditujukan ke semua LSM di Indonesia

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sementara, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan pernyataan Prabowo tidak ditujukan untuk semua LSM. Ada beberapa LSM yang memiliki peran dan kepedulian sosial di Indonesia. LSM yang dimaksud Prabowo yang berupaya untuk memecah belah bangsa Indonesia.

"Tidak semua LSM. Banyak lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang punya kepedulian terhadap isu-isu sosial, isu toleransi, dan isu kemanusiaan," ujar Hasan di kantornya pada Selasa kemarin.

Menurut Hasan, Prabowo memiliki pengalaman sejarah yang memumpuni. Pengalaman sejarah itu membuat Prabowo mengetahui peran asing dalam berbagai peristiwa di Indonesia.

"Prabowo paham betul bahwa dalam banyak kejadian-kejadian di Republik kita ini tidak terlepas dari intervensi asing," kata dia. 

Hasan mengatakan, ada beberapa ciri LSM yang dibiayai asing. LSM itu, kata Hasan, memiliki struktur organisasi tampak jelas.

Namun, sering mendiskreditkan pemerintah. LSM itu, kata dia, juga kerap mencoba membatalkan program-program prioritas pemerintah.

“Atau mencemooh usaha-usaha kemajuan yang ingin pemerintah dilakukan, mencoba membatalkan dan ingin program-program prioritas pemerintah dibatalkan saja,” imbuhnya. 

Editorial Team