Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto Dokumentasi ANTARA - Terdakwa kasus Bank Bali sekaligus Dirut PT Era Giat Prima, Joko S Tjandra mendengarkan tuntutan jaksa penuntut umum dalam persidangan di PN Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2000) (ANTARA FOTO/Maha Eka Swasta)

Jakarta, IDN Times - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan bahwa Menko Polhukam Mahfud MD perlu mendalami keterlibatan Jenderal untuk meloloskan buronan kelas kakap Djoko Tjandra.

Mahfud disarankan untuk segera mendalami pengakuan Mabes Polri yang mengatakan bahwa Brigjen Prasetijo Utomo ternyata mendampingi Djoko Tjandra dalam perjalanan ke Pontianak, Kalimantan Barat. Bagi IPW pengakuan Mabes Polri ini tidak mengagetkan sama sekali.

"Jauh hari sebelumnya, IPW sudah mendapat foto Brigjen Prasetijo mendampingi buronan kakap Djoko Tjandra ke Pontianak dan IPW juga mendapat foto copy dokumen perjalanan mereka," kata Neta dalam keterangannya, Selasa (21/7/2020).

1. Sejumlah pertanyaan IPW soal keterlibatan Brigjen Prasetijo loloskan Djoko Tjandra

Dugaan swafoto Anita Kolopaking dan Brigjen Pol Prasetyo Utomo (Twitter.com/xdigeeembok)

Walaupun pihak Mabes Polri sudah buka suara terkait perjalanan Prasetijo dan Djoko Tjandra, Neta mengatakan Mahfud harus mendalami fakta itu.

Publik harus tahu dalam rangka apa Brigjen Prasetijo melakukan perjalanan dengan seorang buronan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan lainnya.

"Benarkah Brigjen Prasetijo mengawal Djoko Tjandra agar tidak diganggu siapapun selama perjalanan ke Kalimantan Barat. Apakah pengawalan sang jenderal ini murni gratis dan tidak ada gratifikasi di baliknya? Mungkinkah pengawalan itu inisiatif pribadi atau ada jenderal yang lebih tinggi yang memerintahkan Brigjen Prasetijo mengawal Djoko Tjandra?" kata Neta

2. Mempertanyakan kenapa Polda Kalimatan Barat tidak tahu kedatangan Djoko Tjandra

Editorial Team

Tonton lebih seru di