Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD, mengaku tersenyum kecut ketika mendengar pernyataan kuasa hukum keluarga Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Saat itu, kuasa hukum meminta kepolisian agar memeriksa petir, lantaran sang geledek menyebabkan kamera CCTV di rumah dinas Kadiv Propam non-aktif, Irjen (Pol) Ferdy Sambo mati.
"Polemik di media tentang tragedi tewasnya Brigadir J menegangkan. Tapi, di sela ketegangan tersungging juga senyum kecut saat pengacara keluarga Brigadir J bilang, 'kemarin katanya CCTV disambar petir, sekarang bilang CCTV-nya ada. Seharusnya petinya diperiksa juga.' Logika publik memang cerdas," ungkap Mahfud ketika mencuit di akun media sosialnya, Selasa, 2 Agustus 2022.
Pernyataan bahwa kamera CCTV rusak akibat kena sambaran petir disampaikan kali pertama oleh sekuriti di Perumahan Polri di Duren Tiga, Jakarta Selatan, bernama Jafar. Sementara, hanya ada empat CCTV yang masih layak dipakai.
"Itu kan beberapa (CCTV) baru saja dibetulkan karena tersambar petir. Sekitar empat apa tiga gitu," ujar Jafar kepada media pada 15 Juli 2022.
Maka, untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang lagi, maka CCTV di kompleks Perumahan Polri itu akan dinonaktifkan saat hujan turun.
"Takut kesambar petir lagi. Nih (CCTV) kami matiin," tutur dia.
Pernyataan senada justru diamplifikasi Polres Metro Jakarta Selatan. Akibatnya, Kombes (Pol) Budhi Herdi Susianto dicopot dari jabatan Kapolres Metro Jaksel.
Lalu, mengapa hingga memasuki hari ke-25, belum ada tersangka yang ditetapkan oleh kepolisian?