Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD. (www.instagram.com/@mohmahfudmd)
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD. (www.instagram.com/@mohmahfudmd)

Intinya sih...

  • Mahfud MD meminta Unair memberikan penjelasan terbuka terkait pemberhentian mendadak dekan FK oleh Rektor Unair, Mohammad Nasih.
  • Unair menyatakan pemberhentian Budi karena kebijakan internal, namun muncul pro dan kontra dari pihak lain terkait alasan pemberhentian tersebut.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD ikut angkat bicara soal pemberhentian mendadak dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR), Budi Santoso. Mahfud yang notabene juga merupakan akademisi meminta kepada Unair agar memberikan penjelasan ke publik mengenai alasan memberhentikan Budi sebagai dekan. 

"Pemberhentian dari jabatan struktural harus ada alasan dan prosedurnya. Apa alasannya dan bagaimana prosedur pengambilan keputusannya. Alasan dan prosedur harus dijelaskan secara terbuka. Meskipun tetap akan menimbulkan pro dan kontra," ujar Mahfud, dikutip dari akun media sosialnya pada Minggu (7/7/2024). 

Ia mengaku terkejut mendengar pemberitaan Budi diberhentikan dari posisi dekan oleh Rektor Unair, Mohammad Nasih. Apalagi Budi mengaku dicopot karena lantang menolak rencana pemerintah yang ingin mengimpor dokter-dokter asing ke Indonesia. 

"Masalahnya pihak Kementerian Kesehatan menyatakan tidak pernah meminta penggantian dekan karena tidak ada hubungan strukturalnya. Di pihak lain diberitakan bahwa pihak Kemendikbud menyesalkan pemberhentian tersebut," kata pria yang juga merupakan Guru Besar Ilmu Hukum di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. 

Mahfud menuturkan, Unair menyatakan ke publik bahwa pemberhentian Budi karena kebijakan internal. 

1. Unair diyakini masih kondusif untuk sampaikan kebebasan berpendapat

Rektor Unair, Prof M Nasih. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Mahfud meminta agar pertanyaan publik soal pemberhentian Budi Santoso dari kursi dekan dijawab dan diselesaikan oleh pimpinan Unair. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengaku kenal kedua akademisi tersebut, baik Budi maupun Nasih. 

"Keduanya adalah orang-orang baik, terbuka terhadap perbedaan dan tawadhu' dalam keseharian. Saya sering diundang untuk memberikan ceramah baik di Unair maupun di fakultas kedokterannya, misal ketika membahas demokrasi dan hukum atau tentang etika profesi dan etika keilmuwan," tutur Mahfud. 

Dalam pandangannya, Unair adalah lingkungan yang kondusif untuk membangun tradisi akademik dan menyiapkan cendikiawan agar bisa menjadi kader bangsa. 

"Maka, sangat mengejutkan ketika ada berita pemberhentian atas dekan FK oleh rektor. Khususnya setelah ada berita dekan FK menolak masuknya dokter-dokter asing ke Indonesia," ujarnya. 

2. Mahfud ingatkan, jangan ada orang yang titip kepentingan di Unair

Guru besar hukum tata negara dari Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. (Dokumentasi media Mahfud)

Ia juga mewanti-wanti agar lingkungan kampus tetap harus memelihara kebebasan berpendapat.

"Jangan sampai ada orang melempar batu ke Unair tetapi menyembunyikan tangannya," kata Mahfud. 

Perguruan tinggi, menurut Mahfud, adalah salah satu benteng peradaban dalam menjaga integritas kecendikiawanan. Sehingga, apapun alasan dan prosedur penetapan pemberhentian Budi Santoso harus dijelaskan secara terbuka. 

"Jadi, meskipun akan menimbulkan pro dan kontra tetap harus dijelaskan secara terbuka alasan dan prosedur pengambilan keputusannya," ucapnya. 

3. Eks Rektor Unair nilai pemberhentian Budi Santoso sarat kepentingan

Aksi protes di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga untuk merespons pemecatan Budi Santoso sebagai Dekan FK UNAIR pada 4 Juli 2024. (Dokumentasi Istimewa)

Sementara, pada 4 Juli 2024 lalu, para guru besar dan dosen di FK Unair menggelar aksi protes di Kampus A Unair, Surabaya. Salah satu yang ikut aksi protes itu adalah Rektor Unair periode 2001 hingga 2006, Prof Puruhito. 

Menurut Puruhito, pemberhentian Budi Santoso dari kursi dekan yang dilakukan secara mendadak sarat akan kepentingan dari pihak-pihak tertentu.

"Kami menolak keputusan rektor yang menyatakan bahwa Prof Bus dihentikan jabatannya sebagai dekan secara mendadak tanpa suatu sebab yang kami ketahui. Tidak ada yang mendukung bahwa dia harus dipecat!" ujarnya. 

"Kami menuntut agar jabatan Beliau bisa dikembalikan lagi memimpin FK ini sampai berakhirnya masa jabatan beliau ndak lama lagi. Jadi buat apa sih kita harus bersusah payah?" tambah Purohito.

Purohito menilai kinerja Budi selama menjabat sebagai dekan menunjukkan dampak positif. Ia dinilai berhasil membawa nama FK Unair melejit di dunia internasional. Untuk itu, ia mendesak agar nama baik Budi Santoso dikembalikan sebagaimana mestinya.

Puruhito mengaku juga sempat menanyakan kepada Rektor Unair alasan memberhentikan Budi Santoso dari kursi dekan. Sebab, sebelum mencopot dekan, seharusnya melalui prosedur pemberian SP1 dan SP2. 

"Kami harus menanyakan dulu pada pimpinan apa dasarnya. Sampai sekarang kami belum jelas apa sih yang mendasari beliau bertindak secepat itu," katanya. 

Editorial Team