Pasukan TPNPB KODAP III Ndugama Derakma pimpinan Brigjen Egianus Kogoya. (IDN Times/Istimewa)
Herman Yoku juga mengajak saudara-saudaranya yang memiliki perbedaan ideologi untuk melakukan introspeksi terhadap setiap kekurangan yang ada dalam diri mereka dan menyampaikannya kepada pemerintah.
Sebab menurutnya, pemerintah adalah wakil Tuhan yang sesuai dengan ajaran dari lima agama yang ada di Indonesia.
"Saya minta kepada saudara-saudara yang berseberangan ideologi, mari kita kembali, kita koreksi apa yang menjadi persoalan terhadap diri kita sendiri, apa yang kita tidak suka, sampaikan kepada pemerintah," kata Herman.
Sebagai anggota Majelis Rakyat Papua (MRP), Herman menegaskan bahwa mereka yang berbeda ideologi sesungguhnya masih menjadi bagian dari Warga Negara Indonesia (WNI).
"Saya ingin menyampaikan saudara bukan warga negara West Papua yang saudara banggakan, saudara masih berstatus WNI. Hari ini, saudara bisa membanggakan diri mengangkat senjata melawan saudaramu sendiri, tapi tanpa disadari saudara lupa bahwa Tuhan telah menjadikan kita sama," tuturnya.
"Kita diciptakan dari debu, kita akan kembali juga ke debu. Dari tanah, kita akan kembali menjadi tanah. Untuk itu, saya mohon saudara-saudaraku, yang ada di lembah pegunungan, kembalilah dan bangunan kembali kampung," lanjut Herman.
Mantan kombatan OPM yang pernah merasakan rumah tahanan militer TNI AD di Kloofkamp, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura pada 1979 hingga 1983 itu juga menyebutkan bahwa perjuangan kemerdekaan Papua adalah sia-sia.
"Tidak ada arti saudara berjuang. Saya bekas kombatan yang bukan punya tangan berdarah seperti yang saudara lakukan. Tangan saya bersih karena saya berjuang dengan kemampuan saya menyampaikan gagasan diplomasi ke pihak-pihak terkait di luar negeri dan ternyata tidak ada bantuan satupun yang dikasih," ungkapnya.
Herman menegaskan, tidak ada satu pun negara di luar sana yang bakal mendukung perjuangan Papua merdeka. Oleh karena itu, dia mengimbau kepada orang asli Papua yang masih mengangkat senjata untuk segera kembali menjadi warga negara Indonesia yang baik.