Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Fitria Madia
IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Kementerian Agama RI telah menetapkan hari raya Idul Adha pada Rabu (22/8). Namun, terjadi perbedaan hari raya di masyarakat. Salah satunya yaitu jemaah Masjid Raden Patah. Masjid yang berada di Jalan Balong Sari Surabaya tersebut telah melangsungkan salat Id pada Selasa (21/8) sekitar pukul 06.00 WIB.

1. Mengikuti waktu Arafah

IDN Times/Fitria Madia

Pembina Yayasan Masjid Raden Patah, Marsono Adnan menjelaskan bahwa keputusan pihak masjid menydlenggarakan sholat lebih awal daripada ketentuan pemerintah adalah hasil kesepakatan bersama. Keputusan ini mempertimbangkan waktu wuquf di Arafah yang telah dilaksanakan pada Senin (19/8). "Wuqufnya kan sudah terlaksana. Jadi kita mau gak mau ya hari raya," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa memang masyarakat pada umumnya mengikuti keputusan pemerintah terkait penetapan hari raya Idul Adha. Namun Marsono mengatakan pihaknya tidak ada pilihan lain mengingat realita wuquf telah terlaksana. "Bagi kami tanggal (yang ditetapkan pemerintah) bisa dipakai. Tapi ini sudah ada kenyataan," jelasnya.

2. Diikuti lebih dari 1000 jemaah

IDN Times/Fitria Madia

Sekjen Yayasan Masjid Raden Patah, Samsul menambahkan bahwa salat Id pagi hari tadi diikuti lebih dari 1000 jemaah. Jemaah tak hanya berasal dari warga sekitar namun juga warga-warga dari kelurahan-kelurahan lain. "Bahkan ibu-ibu dari Bangkalan yang kebetukan diklat di dekat sini juga salat tadi pagi. Padahal mereka lembaga pemerintah tapi ikut sholat kami," tuturnya.

Untuk mendapatkan jemaah sebanyak itu, Samsul mengaku tidak melakukan upaya khusus. Pihaknya hanya memajang banner pengumuman jadwal salat di depan masjid. "Mungkin juga dari mulut ke mulut dari Whatsapp juga. Tapi kita tidak buat brosur atau apa pun," jelasnya.

3. Tidak mengikuti aliran tertentu

IDN Times/Fitria Madia

Samsul menegaskan bahwa keputusan Yayasan Raden Patah murni mempertimbangkan waktu wuquf di Arafah. Masjid ini tidak masuk dalam golongan atau aliran Islam mana pun. "Ini untuk umum. Kami sendiri juga tidak membedakan apakah itu NU, Muhammadiyah, atau apa pun. Pokoknya yang mau salat ya silahkan salat di sini," tegasnya.

Editorial Team