Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menag Ibaratkan Hubungan Kiai dan Santri seperti Sahabat ke Nabi
Menteri Agama Nasaruddin Umar (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya sih...

  • Pembelajaran di pesantren tidak hanya andalkan edukasi akal

  • Ada lima metode pembelajaran di pesantren, salah satunya menggunakan intuisi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengibaratkan hubungan kiai dan santri di pesantren sama seperti sahabat kepada Nabi Muhammad SAW. Hubungan ini digambarkan bagaimana seorang santri menaruh rasa hormat kepada kiainya.

"Semua sahabat itu 100 persen menyerahkan jiwa raganya untuk Rasulullah Muhammad SAW dan juga sama yang dipertahankan dalam tradisi pesantren. Al ustadzu amamal murid, kan Nabi amamal sahabat. Itu motonya," ujar Nasaruddin di acara Pesantren Award 2025, di Kementerian Agama, Jakarta, Senin (20/10/2025).

"Kiai atau guru di depan para murid, bagaikan nabi di depan para sahabatnya. Bagaimana respeknya seorang sahabat terhadap nabi dan seperti itu juga respeknya seorang murid terhadap kiai. Kenapa? Karena di situ ada pemberkahan," lanjut dia.

1. Pembelajaran di pesantren tidak hanya andalkan edukasi akal

Menteri Agama Nasaruddin Umar (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Nasaruddin mengatakan, pembelajaran di pesantren tidak hanya mengandalkan edukasi akal semata. Oleh karena itu, pendekatannya tidak hanya diukur oleh pembelajaran modern.

"Tradisi pembelajaran mereka memang jangan diukur dengan pendekatan-pendekatan pembelajaran modern, sebab pendekatan pembelajaran modern itu lebih mengandalkan edukasi akal semata," kata dia.

2. Ada lima metode pembelajaran di pesantren

Menteri Agama Nasaruddin Umar (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Menurut dia, ada lima metode pembelajaran di pesantren dalam proses transfer ilmu. Salah satunya dengan menggunakan intuisi.

"Paling tidak ada lima model transfer pengetahuan, sumber pengetahuan pada masanya dan sampai sekarang ini. Selain edukasi akal, di lingkungan pondok santrian juga kita kenal apa sumber pengetahuan yang disebut dengan intuisi. Intuisi ini sangat-sangat penting dan tidak semua orang bisa menggunakan intuisi itu dengan jelas dan ini diceritakan juga dalam hadis," ujar dia.

3. Wahyu dan ilham juga jadi metode pembelajaran

Menteri Agama Nasaruddin Umar (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Kemudian, kata dia, mempercayai wahyu merupakan salah satu metode pembelajaran santri. Nasaruddin mengatakan, wahyu bukan hanya digunakan sebagai konfirmasi bagi pondok pesantren, tapi juga informasi.

"Di samping wahyu kita juga kenal ilham. Ilham ini muncul pada diri seseorang yang memiliki keakraban khusus dengan Allah SWT," ujar dia.

Editorial Team