Siswa SMPN 39 Surabaya saat tidur siang, Rabu (22/1/2025). (IDN Times/Khusnul Hasana)
Kepala Sekolah SMPN 39 Rini Aswinarti mengatakan, program ini ia namai relaksasi. Latar belakang program tidur siang itu karena guru-guru di sekolah kerap mendapati siswanya tidak semangat di pagi hari. Siswa mengeluh mengantuk karena kurang tidur di malam hari.
"Di jam pembelajaran (anak-anak) selonjoran di bangku, ngantuk dan capek. Muncul dari rapat dinas, ada usulan bagaimana kalau anak diadakan relaksasi," ungkap dia.
Menurutnya, tidur siang ini cukup membantu anak-anak untuk mengembalikan fokus mereka. Anak jadi kembali segar dan bisa belajar dengan baik setelah mereka tidur.
"Kalau fisik menjadi bugar, psikologinya anak bisa cooling down. Dia bisa fokus konsentrasi, kan segar, bisa membangun empati, simpati kepada simpati ke sesama. Nggak emosian. Menjadi ceria, pemaaf, paham situasi, disiplin, belajar juga bis menerap, tanggap," terangnya.
Sebelum program tersebut diterapkan, pihaknya juga sudah berkordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya. Dispendik pun menerima dengan baik program tersebut. "Dinas pendidikan setuju, setuju programnya bagus dan bermanfaat," tuturnya.
Salah satu siswa, Angelina Altha (14) mengaku senang dengan program relaksasi ini. Sebab menurutnya, dia butuh tidur siang agar kembali fokus belajar.
"Saya pas tidur siang senang, karena selama ini anak-anak butuh istirahat selama sekolah butuh istirahat," ungkapnya.
Siswa lainnya, Arya Putra (14) mengaku segar setelah dia tidur siang. Ia pun ingin agar program tersebut terus berjalan."Enak, segar habis tidur siang, bisa meresfesh-kan otak," kata Arya.