Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screen Shot 2025-11-12 at 09.04.56.png
Pidato Mendikdasmen Abdul Mu'ti pada konferensi internasional literasi keagamaan lintas budaya (ICCCRL). (Youtube.com/Kemdikdasmen)

Intinya sih...

  • Mendikdasmen menekankan pentingnya tugas membaca dan menulis sebagai bagian integral dari pembelajaran.

  • Mu’ti menyampaikan apresiasi kepada IKAPI sebagai mitra strategis dalam penyediaan bahan bacaan yang relevan dan bermutu.

  • Kemendikdasmen kembangkan buku STEM untuk meningkatkan literasi sains dan numerasi, serta alokasi BOS untuk bahan bacaan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan kemajuan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kekuatan literasinya. Ia menyampaikan bahwa budaya membaca dan menulis merupakan fondasi utama yang tidak bisa ditawar jika Indonesia ingin menjadi bangsa yang maju.

Hal tersebut disampaikan dalam sambutan pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) XX Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang digelar di Jakarta, Rabu (19/11/2025).

Mu’ti menilai bahwa negara yang tidak membangun budaya membaca akan tertinggal. Menurutnya, generasi yang tidak dibiasakan membaca, menulis, dan belajar melalui buku sejak dini akan kesulitan bersaing di masa depan.

"Karena kalau tidak kita bangun budaya membaca, tidak kita bangun budaya menulis, dan tidak kita bangun budaya anak kita yang belajar dengan buku sebagai kuncinya, kita tidak menjadi bangsa yang maju," ucap Mu'ti.

1. Penugasan baca dan tulis

Wagub Rano Karno cek MPLS di SMA 6 Jakarta, Selasa (15/7/2025) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Mu’ti menekankan pentingnya menugaskan siswa membaca dan menulis sebagai bagian integral dari proses pembelajaran.

“Pekerjaan rumah (PR) itu penting, tetapi bukan hanya mengerjakan soal. PR mestinya menugaskan anak membaca dan menulis, seperti membuat resensi atau review buku,” tegasnya.

2. Sajikan buku yang menarik

Wagub Rano Karno cek MPLS di SMA 6 Jakarta, Selasa (15/7/2025) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Mu’ti menyampaikan apresiasi kepada IKAPI sebagai mitra strategis dalam penyediaan bahan bacaan yang relevan dan bermutu. Ia menegaskan perlunya sinergi untuk memperkuat ekosistem literasi nasional.

“Kami berharap IKAPI tidak hanya menerbitkan buku, tetapi juga membantu melahirkan penulis-penulis yang baik serta membangun ekosistem literasi yang kuat,” ujarnya.

Ia juga menekankan perlunya inovasi dalam penyajian buku agar lebih menarik bagi pelajar.

“Buku akan menarik dibaca jika handy, ringan, layout nya menarik, dan memudahkan pembaca memahami gagasan pentingnya,” kata Mu’ti.

3. Kemendikdasmen kembangkan STEM untuk tingkatkan literasi sains dan numerasi

Tumpukan buku yang tersusun rapi di rak yang ada di Perpusda Jateng Jalan Sriwijaya Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Untuk meningkatkan literasi sains dan numerasi, Mu’ti mengatakan bahwa Kemendikdasmen saat ini sedang mengembangkan buku-buku STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) yang disederhanakan, aplikatif, dan bermuatan nilai karakter.

“Kami tengah menyiapkan buku-buku STEM yang mudah, murah, menyenangkan, sekaligus mindfuldan meaningful agar pembelajaran sains lebih dekat bagi anak-anak. Teknologi harus dijelaskan secara sederhana, tetapi tetap disertai nilai. Itulah pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran,” jelas Mu’ti.

4. Alokasi BOS untuk bahan bacaan

Ilustrasi Perpustakaan Cikini / dok Istimewa Pemprov DKI

Mu’ti kembali menegaskan kebijakan alokasi Dana BOS yang lebih fleksibel untuk pengadaan bahan bacaan. Hal ini sebagai komitmen pemerintah memberikan sumber belajar memadai.

"Sekarang 10 persen Dana BOS dapat digunakan untuk membeli buku, termasuk buku non-teks. Ini bagian dari komitmen membangun budaya membaca. Kami memastikan bahwa pemerintah akan terus memberikan dukungan agar sekolah memiliki sumber belajar yang memadai,” terangnya.

"Tanpa membangun budaya membaca, budaya menulis, dan pembelajaran berbasis buku, kita tidak akan menjadi bangsa yang maju. Munas IKAPI ke-20 harus menjadi momentum bersama untuk membangun generasi Indonesia yang kuat dan hebat,” ujarnya.

Editorial Team