Rusmin Kasdi saat didampingi oleh petugas haji di Masjidil Haram. Dokumentasi Media Center Haji
Sesampainya di pelataran Masjidil Haram, Rusmin memilih melipir ke kiri, ke arah terminal Bab Ali. Beruntung, di sana berjaga seorang petugas bernama Fredy Jaguar. Ia mengikuti langkah Rusmin hingga nyaris menuju ke jalan besar di daerah itu. Kepada Fredy, Rusmin berkukuh ingin menuju ke terminal Purwokerto, mencari bus untuk pulang.
"Saya ikuti terus. Saya tawari balik gak mau. Yang bahaya kalau nanti dia menerobos ke jalan besar, banyak bus,'' kata Fredy.
Fredy tahu ia tak bisa memaksa. Menurut dia, jemaah yang sedang mengalami demensia atau penurunan daya ingat seperti Rusmin sedang tidak menjadi dirinya sendiri.
Sebelum sampai di lorong bus, Rusmin akhirnya menepi karena kelelahan. Kain ihram yang disandangnya tiba-tiba berlumuran darah. Kesempatan inilah yang dimanfaatkan Fredy untuk mendekati Rusmin. Perlahan ia membuka obrolan dengan pria asal Purworejo, Jawa Tengah tersebut.
Dari dekat, Fredy tahu bahwa darah yang berada di kain ihram Rusmin berasal dari luka akibat kateter atau alat bantu kencing. Sementara di dalam plastik hitam yang ia tenteng sedari tadi adalah kantung kateter yang berisi urinnya.
''Mungkin tergores atau gimana, jadinya keluar darah. Beliau langsung lemas, demam tinggi, saya langsung menghubungi petugas kesehatan,'' kata dia.
Dari hasil pemeriksaan, suhu tubuh Rusmin mencapai 40 derajat celcius. Ia juga lemas karena dehidrasi atau kekurangan cairan. Kata Fredy, Rusmin telah berjalan lebih dari dua kilometer. Tim kesehatan pun langsung membawa Rusmin ke pos kesehatan terdekat. Di sana, ia mendapatkan perawatan sambil menunggu rombongannya menjemput.