Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Ardiansyah Fajar

Surabaya, IDN Times - Kampung Arab, mendengar sekilas tentunya orang akan membayangkan permukiman yang isinya orang-orang Arab saja . Di Surabaya, kampung ini terletak di kawasan Makam Sunan Ampel, salah satu dari anggota wali songo. Selain motif dagang, keberadaan salah satu wali inilah yang disebut membuat orang Hadhramaut atau Yaman Selatan berbondong-bondong datang ke daerah tersebut. 

1. Tak bisa dilepaskan dari kisah Sunan Ampel

Default Image IDN

Mengulas Kampung Arab tentunya tidak bisa terlepas dari sejarah Sunan Ampel. IDN Times pun mencoba datang langsung dan mengulik sejarah yang ada di sini. Menemui juru kunci Sunan Ampel, Mustajab (77), IDN Times mendapatkan beberapa cerita saat Sunan Ampel lahir hinggal wafat di Surabaya.

Mulanya, kata dia, Sunan Ampel yang memiliki nama asli Raden Ahmad Rahmatullah ini lahir di Kamboja. "Pada tahun 1390 Sunan Ampel ke Indonesia dan langsung ke Surabaya. Pertama ke Masjid Rahmat (masjid tertua di kawasan Kembang Kuning Surabaya) dulunya masih musala," ujarnya, Senin (23/4).

Default Image IDN

Karena memiliki kemahiran dalam hal agama, Sunan Ampel pun dipanggil Raja Majapahit Brawijaya V, Prabu Hayam Wuruk. Ia mendapat sebidang tanah pinjaman yang kemudian olehnya dibangun sebuah masjid. "Karena orang Arab gak bisa ngomong 'ngampil' jadinya Ampel. Saat ini masjid Ampel hanya digunakan Salat Rowatib saja. Pada tahun 1451 orang Arab mulai datang ke sini karena ada Wali, mereka tahu akan banyak rezeki," jelas Mustajab.

2. Memasuki abad 18, kaum hadharim mulai datang

Editorial Team

Tonton lebih seru di