Jakarta, IDN Times - Tepat pada 20 Oktober 2019 lalu, Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dilantik sebagai pemimpin Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan. Pelantikan mereka digelar pada Minggu sore di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta.
Jika kembali mengingat momen bersejarah itu, ada yang berbeda dari pelantikan Jokowi. Pelantikan yang seharusnya digelar pada pagi hari, ketika itu diputuskan digelar sore hari. Alasannya, karena pelantikan presiden dan wakil presiden ini bertepatan dengan hari libur, sehingga memberi kesempatan bagi masyarakat untuk beribadah terlebih dahulu.
Selain itu, waktu sore hari dipilih juga dengan alasan tidak ingin mengganggu kegiatan car free day yang digelar di dekat kompleks DPR RI. Namun akhirnya, kegiatan hari bebas kendaraan itu juga ditiadakan demi alasan keamanan. Akhirnya, pelantikan Jokowi-Ma'ruf yang harusnya dihelat pukul 10.00 WIB, diundur menjadi 14.30 WIB.
Acara pelantikan Jokowi-Ma'ruf itu juga dihadiri 19 kepala negara. Mereka di antaranya Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Pada acara besar tersebut, Jokowi juga menggaungkan mimpi-mimpinya dalam membangun Indonesia ke depan. Ia mengungkapkan lima prioritas program yang akan ia lakukan bersama Ma'ruf dan kabinetnya.
"Para hadirin dan seluruh rakyat Indonesia yang saya banggakan, potensi kita untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah sangat besar. Saat ini, kita sedang berada di puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif kita jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak produktif," kata Jokowi dalam pidatonya, saat itu.
"Ini adalah tantangan besar dan sekaligus juga sebuah kesempatan besar. Ini menjadi masalah besar jika kita tidak mampu menyediakan kesempatan kerja. Tapi akan menjadi kesempatan besar jika kita mampu membangun SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul. Dengan didukung oleh ekosistem politik yang kondusif dan dengan ekosistem ekonomi yang kondusif," kata dia, melanjutkan.
Untuk mengingat kembali, lantas apa saja kelima program prioritas Jokowi-Ma'ruf hingga 2024 itu?