Menkes: Dari 414 Pasien Omicron, Hanya 2 Orang yang Butuh Oksigen

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dari 414 kasus varian COVID-19 Omicron di Indonesia, hanya dua orang yang membutuhkan perawatan dengan oksigen. Menurut Budi, meski penyebaran Omicron cepat, namun gejalanya ringan.
“Dari 414 ini yang masuk kategori sedang artinya membutuhkan perawatan dengan oksigen hanya dua orang. Satu usia 58 tahun, yang satu lagi usia 47 tahun dan keduanya memiliki komorbid,” kata Budi dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (10/1/2022).
1. Menkes sebut 26 persen pasien Omicron sudah sembuh
Lebih lanjut, Budi menuturkan, dari 414 orang yang dirawat karena Omicron, sebanyak 114 orang atau sekitar 26 persen sudah dinyatakan sembuh. Jumlah tersebut termasuk kedua orang yang membutuhkan perawatan oksigen tersebut.
“Jadi kesimpulannya walaupun Omicron ini cepat transmisinya, tapi relatif lebih ringan dari severity atau perkara,” jelas Budi.
2. Jumlah pasien Omicron yang dirawat akan lebih sedikit dibanding Delta
Budi menuturkan, transmisi Omciron akan jauh lebih tinggi dibanding Delta. Namun, mantan Wakil Menteri BUMN ini menyebut, jumlah pasien yang dirawat akan lebih sedikit dibanding Delta
“Karena akan banyak orang yang terkena dan tidak perlu ke rumah sakit. Kemenkes sudah melakukan penelitian untuk 414 pasien Omicron ini. Apa gejalanya, gejala apa yang hanya perlu dirawat di rumah. Which is, sebagian besar begitu. Gejala seperti apa yang mesti dirawat isolasi terpusat seperti Wisma Atlet. Gejala seperti apa yang masuk rumah sakit, mana yang sedang, dan mana yang berat,” ucap Budi.
3. Kemenkes sudah kerja sama dengan 17 platform telemedicine
Berikutnya, Budi menyampaikan, Kementerian Kesehatan juga sudah bekerja sama dengan 17 platform telemedicine.
Kerja sama itu dilakukan guna memastikan agar orang-orang yang dirawat di rumah tetap bisa mendapatkan akses untuk konsultasi dengan dokter, dan bisa mendapatkan obat.
“Kami juga sudah bekerja sama dengan satu start up di bidang logistik dan BUMN Kimia Farma untuk memastikan obat-obatannya bisa sampai,” tutur Budi.