Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyarankan agar testing COVID-19 kembali difokuskan untuk orang yang kontak dan suspek. Upaya itu dilakukan untuk mencegah peningkatan kasus COVID-19 di Tanah Air.

Ia mengakui saat ini banyak testing dilakukan untuk penerbangan dan untuk perjalanan darat atau disebut testing skrining. Oleh karena itu, Budi menyarankan tenaga kesehatan mulai mengubah testing tersebut menjadi testing yang sesuai dengan epidemiolog.

''Saran saya harus pelan-pelan mulai diubah, bahwa testingnya itu kembali dilakukan testing epidemiologis, bukan testing skrining,'' ucap Budi dalam siaran tertulisnya, Kamis (4/11/2021).

1. Akui testing yang tepat untuk orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19

Ilustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana

Budi mengakui testing COVID-19 yang tepat ditujukan pada orang yang kontak erat dan suspek. Hal tersebut sesuai dengan epidemiologi.

''Sebenarnya untuk testing yang paling benar secara ilmiah adalah testing suspek sama testing kontak erat. Jadi kalau ada orang yang kita duga demam atau orang yang sudah tertular COVID-19, kontak eratnya harus disiplin kita cari semua, epidemiolog menyarankannya begitu,'' kata dia.

2. Waspada lonjakan kasus COVID-19

Ilustrasi mobilitas masyarakat selama PPKM (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Budi pun mengimbau masyarakat mewaspadai lonjakan kasus COVID-19. Negara-negara yang cakupan vaksinasinya tinggi seperti Singapura dan Inggris saja masih tetap waspada terhadap lonjakan kasus.

''Sekarang kasus di Indonesia sudah turun drastis, tapi jangan sampai naik lagi. Caranya, kembali lagi yaitu prokes (protokol kesehatan) yaitu memakai masker, jaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, hindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas,'' tutur Budi.

3. Indonesia menargetkan 70 persen herd immunity

Default Image IDN

Terkait vaksinasi, Indonesia menargetkan 70 persen herd immunity tercapai. Budi menjelaskan herd immunity itu untuk membantu supaya masyarakat tidak masuk rumah sakit karena COVID-19.

''Yang paling penting balik lagi ke protokol kesehatan sama surveilans-nya harus baik, dan itu semua tergantung kita yang melaksanakannya, karena tidak mungkin pemerintah bisa jalan sendiri kalau rakyatnya tidak disiplin,'' kata Budi.

''Saat ini, salah satu hal yang paling penting adalah vaksinasi lansia. Pasalnya, mereka tergolong ke dalam kelompok rentan yang risikonya paling fatal kalau tertular COVID-19. Jadi kita harus melindungi Lansia kita,'' imbuhnya.

Editorial Team