Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan perkembangan penyaluran bansos lewat video conference(Dok. Kemenko PMK)
Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan perkembangan penyaluran bansos lewat video conference(Dok. Kemenko PMK)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan Indonesia harus bersyukur karena angka kasus positif virus corona atau COVID-19 di Indonesia menurun.

Ia mengatakan, prediksi kenaikan kasus yang ekstrem juga tidak terjadi di Tanah Air.

"Kita bersyukur bahwa ternyata prediksi bahwa kasus di Indonesia akan tumbuh secara eksponensial yang sangat esktrem, ternyata tidak terjadi," kata Muhadjir dalam keterangan persnya melalui video conference, Jumat (8/5).

1. Angka kasus COVID-19 di Indonesia cenderung turun

Penyaluran bansos (Dok. Kemenko PMK)

Muhadjir menjelaskan, angka kasus virus corona di Indonesia cenderung mengalami penurunan meski tidak drastis. Ia melanjutkan, tingkat kesembuhan di Indonesia juga mengalami kenaikan.

"Ini suatu keadaan yang bagus untuk kita syukuri dan ini berkat kerja sama dari semua pihak dan juga kedisiplinan seluruh warga Indonesia dalam mematuhi seruan dari pemerintah untuk melaksanakan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19 ini," ucap Muhadjir.

2. Muhadjir sebut angka penambahan kasus di Indonesia per harinya di bawah 500

Menko PMK Muhadjir Effendy (Dok. Humas Kemenko PMK)

Melihat perkembangan kasus dari waktu ke waktu hingga 7 Mei 2020, Muhadjir menyampaikan angka kasus virus corona di Indonesia masih rendah. Dia lalu menunjukkan sebuah grafik yang menyebut kenaikan kasus di Indonesia per harinya tidak melebihi 500 kasus.

"Kasus per hari kita masih di bawah 500 paling tinggi puncaknya. Kemudian kesembuhan semakin tinggi yaitu sudah mendekati 300 per hari. Kemudian untuk angka kematian juga landai, tidak ada penambahan yang cukup drastis," ujar dia.

3. Pulau Jawa masih menjadi wilayah penyebaran kasus terbanyak

Ilustrasi tes cepat COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Terkait penyebaran kasus sendiri, Muhadjir memaparkan pertumbuhan kasus yang cukup tinggi di wilayah-wilayah zona merah. Menurutnya, wilayah dengan penyebaran kasus tertinggi masih berada di Pulau Jawa.

"DKI Jakarta tetap yang memimpin. Kemudian diikuti oleh Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah. Sedangkan di luar Jawa yang harus kita waspadai adalah di wilayah Sulawesi Selatan," kata Muhadjir menjabarkan.

Editorial Team