Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Air bersih bagi warga terdampak bencana banjir di Aceh Tamiang
Bantuan air bersih dan sinyal mulai tersedia bagi warga terdampak bencana banjir di Aceh Tamiang. (Dok. Komdigi)

Intinya sih...

  • Bantuan air bersih dan kebutuhan harian didistribusikan ke wilayah terdampak

  • Jaringan komunikasi sudah normal di 14 kabupaten/kota, bantuan perangkat Starlink ditambahkan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengatakan, proses pemulihan jaringan telekomunikasi di wilayah terdampak banjir telah melampaui 95 persen. Kendati demikian, dia mengakui terdapat sejumlah wilayah yang masih bergantung pada pasokan listrik.

Wilayah tersebut mencakup Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues, dengan tingkat pemulihan antara 60 hingga 80 persen. 

“Pemulihan jaringan tergantung ketersediaan pasokan listrik. Kami terus memantau titik-titik tersebut untuk mempercepat pemulihannya,” jelas Meutya dikutip dalam keterangan pers, Senin (29/12/2025).

1. Bantuan merupakan hasil kolaborasi Kemkomdigi dengan sejumlah mitra

Bantuan air bersih dan sinyal mulai tersedia bagi warga terdampak bencana banjir di Aceh Tamiang. (Dok. Komdigi)

Selain pemulihan jaringan, Meutya mengatakan, dalam sepekan terakhir telah mendistribusikan sebanyak 118 tangki air bersih berkapasitas 8.000 liter ke wilayah dengan sumber air tercemar.

“Hari ini kami berangkatkan bantuan air bersih dan kebutuhan harian warga dari Kemkomdigi dan mitra. Mudah-mudahan bantuan ini bermanfaat bagi keluarga dan saudara-saudari kita yang ada di wilayah terdampak, khususnya di Aceh Tamiang,” ujar Meutya.

Bantuan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementrian Komunikasi Digital dengan sejumlah mitra termasuk Telkom, Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), XL Axiata, dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

2. Jaringan komunikasi sudah kembali normal di 14 kabupaten/kota

Solidaritas warga membantu para penyintas banjir di Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, mengatakan, upaya pemulihan sarana vital seperti listrik, air bersih, dan komunikasi terus digenjot. Pengiriman berbagai peralatan pendukung seperti genset, mobil tangki air, toilet darurat, dan perlengkapan lainnya terus dilakukan dan diperluas jangkauan operasionalnya. Untuk jaringan komunikasi, dilaporkan telah kembali normal di 14 kabupaten/kota.

Kendati demikian, ada beberapa daerah yang jaringan komunikasinya belum pulih. Menanggapi hal tersebut, pemerintah menambahkan bantuan perangkat Starlink sebanyak 280 unit. Bersamaan dengan itu, proses perbaikan dan pemulihan infrastruktur komunikasi tetap dipercepat untuk menjangkau lebih banyak lokasi.

“Untuk daerah yang belum pulih, ditambahkan Starlink yang saat ini menambah 280 unit dan bersamaan dengan itu percepatan pemulihan jaringan komunikasi terus dilakukan,” ujarnya dalam jumpa pers, Senin.

3. Sudah separuh kabupaten kota yang beralih dari fase tanggap darurat

Potret udara kondisi Kecamatan Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Selasa (9/12/2025). Kuala Simpang menjadi salah satu daerah terparah terdampak banjir bandang pada Rabu (26/11/2025) lalu. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Pratikno mengatakan, sudah lebih dari separuh kabupaten dan kota yang terdampak telah beralih dari fase tanggap darurat menuju fase transisi rehabilitasi dan rekonstruksi.

Dia mengatakan, di Aceh tercatat 7 kabupaten/kota telah masuk fase transisi, sementara 11 lainnya masih memperpanjang masa tanggap darurat. Di Sumatra Utara, 8 wilayah sudah masuk tahap transisi dan 8 lainnya masih dalam tanggap darurat. Sementara di Sumatra Barat, 10 wilayah masuk fase transisi dan 3 lainnya masih berstatus darurat.

Perpanjangan status tanggap darurat di beberapa daerah tersebut dimaksudkan agar persiapan memasuki fase rehabilitasi dan rekonstruksi dapat dilakukan dengan lebih matang. Pemerintah memastikan, peralihan fase dilakukan berdasarkan kesiapan dan kondisi riil di lapangan.

"Daerah yang melakukan perpanjangan status tanggap darurat tersebut ini dimaksudkan agar daerah benar-benar siap masuk ke fase rehabilitasi dan rekonstruksi,” ucap dia.

Editorial Team