Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji (kanan) saat melantik pejabat fungsional di auditorium Kemendukbangga/BKKBN pada Rabu (9/4/2025) (Dok. Humas BKKBN)
Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji (kanan) saat melantik pejabat fungsional di auditorium Kemendukbangga/BKKBN pada Rabu (9/4/2025) (Dok. Humas BKKBN)

Intinya sih...

  • Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) menyediakan Pelayanan KB Serentak di Tempat Kerja untuk 299.341 Pasangan Usia Subur (PUS) dari 471 industri.
  • Sebanyak 121 akseptor, termasuk karyawati dan warga sekitar pabrik, menerima layanan KB mulai dari pil, suntik, hingga implan selama tiga hari.
  • Pelayanan KB di tempat kerja bertujuan memudahkan akses pekerja perempuan yang memiliki keterbatasan waktu, serta menjadi bentuk dukungan perusahaan dalam menjaga kesejahteraan dan produktivitas karyawan.

Jakarta, IDN Times - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, meresmikan kick off Pelayanan KB Serentak di Tempat Kerja yang diikuti 471 industri dengan total 299.341 Pasangan Usia Subur (PUS), Rabu (7/5/2025). Kegiatan ini digelar secara daring dan dipusatkan di PT Raindo Putra Lestari, Kota Pasuruan, Jawa Timur, dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional.

“Kenapa Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN sasar perempuan? Karena ini bentuk keberpihakan negara. Hak reproduksi bukan hanya soal kesehatan, tapi juga soal kesempatan dan produktivitas,” ujar Wihaji dalam keterangannya, dikutip Jumat (9/5/2025).

1. Perempuan sehat secara reproduksi bawa dampak besar bagi keluarga dan masa depan anak

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional  (BKKBN), Wihaji memantau program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di di TPA Pertiwi di Boyolali. (dok. Kementerian BKKBN)

Sebanyak 121 akseptor yang merupakan karyawati dan warga sekitar pabrik, menerima layanan KB mulai dari pil, suntik, hingga implan. Pelayanan berlangsung tiga hari sejak 7 hingga 9 Mei 2025 dengan target nasional mencapai 40.000 akseptor.

“Ini bukan hanya program kesehatan, tapi investasi kesejahteraan. Karena perempuan yang sehat secara reproduksi akan membawa dampak besar bagi keluarga dan masa depan anak-anak mereka,” kata dia.

2. Merencanakan keluarga dan aktif secara ekonomi

Menteri Kemendukbangga, Wihaji, terima kunjungan kerja dari Minister For Social and Family Development of Singapore, Masagos Zulkifli, Selasa (18/3/2025). (dok. Kemendukbangga)

Pelayanan KB di tempat kerja ditujukan untuk memudahkan akses pekerja perempuan yang memiliki keterbatasan waktu karena padatnya jam kerja, serta menjadi bentuk dukungan perusahaan dalam menjaga kesejahteraan dan produktivitas karyawan.

Menurut dia, pelayanan KB langsung di tempat kerja bukan hanya soal efisiensi, tapi juga bentuk kepedulian negara dan perusahaan terhadap pekerjanya. Wihaji mengatakan, dengan kontrasepsi gratis yang tepat, para pekerja perempuan bisa merencanakan pembangunan keluarganya. 

"Sekaligus mereka tetap aktif secara ekonomi,” kata dia.

3. Berharap kegiatan pelayanan seperti ini dapat terus berlanjut dan berkembang

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji saat membagikan MBG secara langsung ke masyarakat (Dok: Pemprov Sumsel)

Wihaji berharap, kegiatan pelayanan seperti ini dapat terus berkelanjutan dan berkembang, mengingat masih banyaknya potensi perusahaan yakni mikro, kecil, menengah dan besar di Indonesia yang bisa mengimplementasikan program ini, berkolaborasi dengan pemerintah daerah setempat.

Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan pekerja, hingga meningkatkan produktivitas perusahaan.

Editorial Team