Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi mengikuti Rapat Koordinasi Menteri dan Kepala Badan di bawah lingkup Kemenko PMK bersama Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga BKKBN, Wihaji (kanan) dan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie (kiri). (dok. Humas KemenPPPA)

Intinya sih...

  • Menteri PPPA mendorong partisipasi perempuan di posisi strategis, khususnya di sektor swasta.
  • Kepemimpinan perempuan penting dalam pengambilan kebijakan yang berperspektif gender untuk memajukan organisasi.

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Arifah Fauzi mendorong partisipasi perempuan untuk dapat mengisi posisi strategis, khususnya pada sektor swasta. Dia menggungkapkan, pimpinan perusahaan perlu memperhatikan hal-hal yang menghalangi promosi perempuan di perusahaan, khususnya akses perempuan untuk masuk dalam posisi tingkat senior.

"Perusahaan harus memiliki kebijakan dalam perekrutan, promosi, serta memastikan bahwa karyawan perempuan yang berkualitas diberikan kesempatan untuk duduk dalam posisi tingkat senior di organisasi,” kata dia dalam keterangannya, dikutip Kamis (28/11/2024).

Perusahaan, dia menambahkan, juga hendaknya memberikan pendampingan bagi perempuan agar sukses dalam karier dan keluarga. Menurutnya, ketika perusahaan memberikan kesempatan bagi perempuan untuk naik ke posisi kepemimpinan, hal ini menjadi langkah strategis dan humanis untuk memajukan organisasinya.

1. Dorong pemenuhan Asta Cita keempat Presiden Prabowo Subianto

Menteri PPPA, Arifah Fauzi dalam kegiatan Dukungan Psikososial “Cerdas Berinternet” bagi Anak di Cengkareng, Jakarta Barat. (Dok. Humas KemenPPPA)

Dia menjelaskan, kepemimpinan perempuan sangat penting dalam pengambilan kebijakan yang berperspektif gender dalam mendorong kinerja sesama perempuan agar dapat bersaing di sektor tenaga kerja.

Arifah mengungkapkan, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita keempat ditegaskan tentang penguatan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender serta peningkatan peran perempuan, pemuda dan disabilitas.

"Asta Cita akan dapat diwujudkan jika mendapat dukungan penuh dari dunia usaha, yaitu dukungan dalam bentuk peluang kepemimpinan perempuan terutama dalam meningkatkan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender,” katanya.

2. Sudah sewajarnya perempuan ada di ruang pengambilan keputusan

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi dan Menteri Kominikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid (Dok. Humas KemenPPPA)

Dia mengungkapkan, hampir setengah dari penduduk Indonesia adalah perempuan, dan sekitar 70 persennya berada pada usia kerja. Efek positif akan didapatkan dalam pembangunan jika para perempuan tersebut diberdayakan secara maksimal.

Oleh karena itu, Arifah mengatakan, perempuan sewajarnya berada di dalam ruang pengambilan keputusan, ikut serta dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan, program, dan anggaran.

3. Diminta ambil contoh dari DPR

Menteri PPPA Arifah Fauzi mengunjungi perempuan korban kekerasan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Nusa Tengara Timur (NTT) (Dok. Humas KemenPPPA)

Arifah berharap ,sektor swasta dapat ikut serta meningkatkan jumlah karyawan perempuan, khususnya di level pimpinan tinggi yang dapat menentukan pengambilan keputusan pada perusahaannya masing-masing. Adapun upaya yang dapat dilakukan dengan mengikuti best practices dari afirmasi keterwakilan perempuan di parlemen yang jumlahnya kini terus bertambah.

Sebagai contoh Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) telah mencapai angka keterwakilan perempuan sebesar 35,5 persen.

Editorial Team