Jakarta, IDN Times - Berdasarkan data dari United Nations Development Programme (UNDP) dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI), dampak pandemik COVID-19 telah membuat 9 dari 10 pelaku UMKM mengalami penurunan permintaan, 2 dari 3 UMKM mengalami penurunan pendapatan, lebih dari 80 persen mencatat margin keuntungan lebih rendah, lebih dari 53 persen UMKM mengalami penurunan nilai aset, dan sebagian besar UMKM kesulitan mendistribusikan produknya.
Namun, sekitar 44 persen UMKM yang disurvei telah bergabung dengan pasar online. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, banyak contoh kasus UMKM yang beradaptasi dan berinovasi dapat bangkit dan pulih dari dampak pandemik.
Seperti cerita Arya Putra, pengusaha UMKM asal Surabaya yang berinovasi untuk berbisnis misugaru di Indonesia. Misugaru ialah minuman menyehatkan yang terbuat dari berbagai biji-bijian dan memang cukup terkenal di Korea.
Minuman tradisional ini terbuat dari tepung biji-bijian, seperti quinoa, beras merah, beras hitam, biji kedelai, dan biji wijen. Tak hanya sehat, minuman ini juga mengenyangkan sehingga sering menjadi teman untuk diet.