Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tiga jet tempur Sukhoi Su-27/30 dari Skadron Udara 11 mengejar dan intersepsi pesawat asing
Tiga jet tempur Sukhoi Su-27/30 dari Skadron Udara 11 mengejar dan intersepsi pesawat asing. (Dokumentasi Puspen TNI)

Intinya sih...

  • Pusat tambang nikel, pengamanan di wilayah Morowali akan berlapis

  • Panglima Komando Pertahanan Udara (Pangkohanudnas) menegaskan adanya pengamanan berlapis di wilayah Morowali sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto.

  • Kawasan Morowali memiliki sumber daya nikel yang berlimpah dan telah dikonversi menjadi tambang nikel untuk 70 perusahaan.

  • Akan dilakukan penguatan infrastruktur dan kelembagaan di titik strategis seperti Bandara Morowali.

  • TNI dilibatkan dalam penertiban penambangan ilegal

  • Menteri Pertahanan Sj

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Suara jet tempur Sukhoi milik TNI Angkatan Udara (AU) terdengar meraung di wilayah udara kawasan bandara PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah pada Kamis, 20 November 2025. Mereka terlihat tengah mengejar pesawat asing yang memasuki wilayah udara Indonesia tanpa izin. Belakangan diketahui pesawat asing itu memiliki identitas Lasa X.

Pengejaran dilakukan usai radar pertahanan menangkap pergerakan mencurigakan pesawat asing itu. Komando udara langsung menggerakan tiga Sukhoi Su-27/30 yang terbang dari Landasan Udara Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan untuk mengejar dan mencegat pesawat asing tersebut.

Dengan manuver yang presisi dan komunikasi terukur, unsur TNI AU memastikan pesawat asing itu diarahkan untuk mendarat di fasilitas udara yang aman. Sebab, pengemudi pesawat asing tersebut tetap masuk ke wilayah Indonesia tanpa dokumen resmi seperti flight dan security clearance.

Begitu pesawat asing yang memiliki tulisan livery ANC berhasil mendarat, Satpom TNI AU dan prajurit Korpasgat bergerak cepat untuk melakukan pengamanan di sekitar lokasi pendaratan. Pemeriksaan awal kemudian dilakukan secara menyeluruh yang kemudian dilanjutkan pendalaman oleh unsur intelijen.

Mereka membutuhkan keterangan dari individu yang berada di pesawat asing itu untuk memastikan tujuan dan latar belakang penerbangan tersebut. Seluruh hasil pemeriksaan lalu diserahkan kepada komando untuk penanganan lanjutan sesuai prosedur.

Dikutip dari keterangan tertulis Puspen TNI, peristiwa yang terjadi di ruang udara Morowali merupakan bagian dari simulasi operasi yang dilakukan oleh TNI AU. Latihan itu dilakukan untuk penekanan adanya pengamanan berlapis di wilayah Morowali.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto turut menyaksikan simulasi operasi penurunan paksa pesawat asing tersebut. Mereka menilai, TNI AU siap melakukan pengamanan kedaulatan udara Indonesia.

1. Pusat tambang nikel, pengamanan di wilayah Morowali akan berlapis

Simulasi tiga jet tempur Sukhoi Su-27/30 yang mendaratkan paksa pesawat asing yang memasuki wilayah udara nasional tanpa izin. (Dokumentasi Puspen TNI)

Sementara, Panglima Komando Pertahanan Udara (Pangkohanudnas), Marsekal Madya TNI Andyawan Martono Putra mengatakan, akan ada pengamanan berlapis di wilayah Morowali. Hal itu sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Pak Presiden menginstruksikan TNI untuk memperketat pemantauan dan melakukan langkah pemblokiran pada kawasan-kawasan tambang tertentu. Hal itu guna memastikan seluruh aktivitas yang berlangsung digelar secara transparan dan tetap dapat diawasi," ujar Andyawan di dalam keterangan tertulis Puspen TNI pada hari ini, Jumat (21/11/2025).

Kabupaten Morowali sendiri diketahui memiliki sumber daya nikel yang berlimpah. Pemerintah pusat bahkan sampai membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Morowali. Di sisi lain, data dari Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) menunjukkan 35 persen dari wilayah Morowali atau 157.935 hektare, telah dikonversi menjadi tambang nikel untuk 70 perusahaan.

Andywan juga menyebut, akan dilakukan penguatan infrastruktur dan kelembagaan di setiap titik strategis seperti Bandara Morowali. "Tempat ini adalah salah satu contoh di mana nantinya akan dilengkapi lembaga itu. Sehingga nantinya akan sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku di negara kita," tutur dia.

2. TNI dilibatkan dalam penertiban penambangan ilegal

Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) ketika menyaksikan simulasi tiga jet tempur Sukhoi Su-27/30 yang mendaratkan paksa pesawat asing yang memasuki wilayah udara nasional tanpa izin. (Dokumentasi Puspen TNI)

Banyak yang mempertanyakan mengapa dalam penertiban tambang ilegal, malah melibatkan prajurit TNI. Sementara, tugas utama militer sesuai aturan difungsikan untuk mengatasi ancaman pertahanan yang datang dari luar Indonesia.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan, pelibatan militer dalam penertiban tambang ilegal lantaran hal itu merupakan bagian dari tugas satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH). Selain itu, Sjafrie merupakan Ketua Harian Dewan Pertahanan Nasional (DPN).

"Tujuannya satu yakni bagaimana kita sebagai negara berdaulat memiliki kemampuan untuk menegakan peraturan dan melakukan penertiban dalam rangka pengamanan sumber daya alam yang merupakan bagian dari kedaulatan NKRI," kata Sjafrie seperti dikutip dari keterangan tertulis Puspen TNI.

Ia pun turut menyebut pelibatan TNI merupakan bagian dari tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

3. Latihan terintegrasi tiga matra TNI juga digelar di Morowali

Simulasi tiga jet tempur Sukhoi Su-27/30 yang mendaratkan paksa pesawat asing yang memasuki wilayah udara nasional tanpa izin. (Dokumentasi Puspen TNI)

Simulasi operasi pencegatan dan pemaksaan pesawat asing turun merupakan bagian dari latihan terintegrasi TNI 2025. Sebelumnya, latihan serupa juga digelar di Bangka Belitung pada Rabu kemarin. Namun, dalam latihan gabungan di Morowali jumlah personel yang diturunkan lebih kecil yakni 26.998 prajurit.

Unjuk kemampuan TNI menjadi cerminan militer dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman, termasuk potensi gangguan terhadap pengelolaan sumber daya alam nasional. Termasuk bila ditemukan tambang ilegal.

"Penggunaan kekuatan darat, laut dan udara dalam satu rangkaian operasi menunjukkan tingkat interoperabilitas yang semakin maju dan terukur," ujar Sjafrie.

Lebih lanjut, simulasi yang dilakukan oleh prajurit TNI AU, katanya, juga menunjukkan siap dan terkoordinasinya seluruh unsur militer dalam menjaga keutuhan wilayah, khususnya di udara.

Editorial Team