Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250926-WA0047.jpg
Menteri Transmigrasi (Mentrans) RI, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara. (Dok. Kementrans)

Intinya sih...

  • Menteri Transmigrasi M. Iftitah meminta maaf kepada warga Rempang atas peristiwa menyakitkan di masa lalu.

  • Kementrans menyerahkan 45 SHM bagi warga transmigran dan menegaskan Rempang bukan lagi tentang luka masa lalu, tapi harapan masa depan.

  • Pemerintah pastikan tidak akan ada lagi penggusuran atau intimidasi bagi warga di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Transmigrasi (Mentrans) RI, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara kembali mengunjungi warga Tanjung Banon, Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau pada Kamis (25/9/2025) lalu. Ini bukan kali pertama bagi Iftitah menginjakkan kaki di Rempang usai dilantik sebagai Menteri Transmigrasi Republik Indonesia.

Dalam kunjungan itu, Iftitah menyampaikan permohonan maaf kepada warga Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, atas peristiwa menyakitkan yang terjadi di masa lalu. Bagi warga Rempang, pernyataan itu bukan sekadar kalimat formal. Mereka masih menyimpan ingatan kelam tentang ketegangan beberapa tahun lalu, saat rencana pembangunan Rempang Eco City menimbulkan keresahan.

Iftitah menekankan, masyarakat lokal harus menjadi tuan rumah sekaligus penerima manfaat utama dari setiap investasi yang hadir. Pembangunan Rempang Eco City jangan lagi mengulang pola lama yang merugikan rakyat.

"Atas nama pemerintah, saya menyampaikan permohonan maaf atas apa yang pernah terjadi di masa lalu,” kata Iftitah dihadapan ratusan warga Rempang.

1. Serahkan 45 SHM bagi warga Transmigran

Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara. (Dok. Kementerian Transmigrasi)

Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menyerahkan 45 Sertifikat Hak Milik (SHM) bagi warga yang telah sukarela berpindah ke Tanjung Banon, melanjutkan distribusi sebelumnya sebanyak 168 sertifikat.

Selain itu, Kementrans juga menyiapkan pembangunan rumah tipe 45 dengan lahan pekarangan 500 meter. Terdapat juga fasilitas pendidikan, ruang terbuka hijau, tambatan nelayan, serta sarana ekonomi berbasis koperasi agar masyarakat tidak terpinggirkan.

“Kita ingin membuka era baru transmigrasi. Program ini bukan sekadar memindahkan orang, tetapi membangun peradaban baru yang adil, makmur, dan ramah lingkungan. Pemerintah bersama BP Batam, Pemkot Batam, Kementerian terkait, hingga perguruan tinggi bersinergi agar masyarakat benar-benar mendapat manfaat dari pembangunan ini,” kata dia.

2. Rempang bukan lagi luka lama

Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara. (Dok. Kementerian Transmigrasi)

Iftitah menegaskan, warga yang lebih dulu pindah ke Tanjung Banon adalah pionir pembangunan Rempang. Mereka diprioritaskan dalam pemberian fasilitas oleh pemerintah.

Kementrans menargetkan Tanjung Banon berkembang menjadi kawasan transmigrasi modern sekaligus pusat ekonomi baru. Kawasan ini tidak hanya menjadi lokasi investasi, tapi rumah yang layak dan berdaya saing global bagi warganya.

“Rempang bukan lagi tentang luka masa lalu. Mulai hari ini, Rempang adalah harapan masa depan,” ujar dia.

3. Pemerintah pastikan tidak akan ada lagi penggusuran

Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara. (Dok. Kementrans).

Dalam kunjungan itu, Iftitah juga meninjau calon lokasi 200 rumah yang dibangun Kementrans serta diskusi dengan Tim Ekspedisi Patriot (TEP) yang berisikan mahasiswa dan akademisi.

Menurut dia, di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memastikan tidak akan ada lagi penggusuran atau intimidasi bagi warga.

"Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, tidak ada lagi penggusuran, paksaan, atau intimidasi. Rakyat harus menjadi tuan rumah pembangunan di negerinya sendiri," kata dia.

Editorial Team