Ilustrasi Sensor Konten (IDN Times/Mardya Shakti)
Adapun konten-konten yang dinilai Infokom MUI tidak layak adalah sebagai berikut:
Sahur Seger Trans7:
“Sejak awal puasa 13 April hingga 4 Mei, sensualitas dan penghinaan tetap saja muncul dalam acara Sahur Seger Trans7. Contohnya pada episode 2 Mei 2021, goyang erotis Dewi Persik mulai menit ke 56.30-57.15,” demikian hasil asesmen tim pemantau Rida Hesti Ratnasari.
“Sepanjang ini dialog mengarah pada ‘kegiatan tidak senonoh’ seperti mau duduk aja goyangnya Dewi Persik, andai “gua jadi bangkunya”, dan seterusnya saling menimpali membahas goyang DP,” tambah Rida.
Pas Buka Trans7:
“Selain ditemukan penghinaan, juga ditemukan adanya goyang erotis Ayu Tingting, pada episode 3 Mei 2021. Dirinya juga mendapati pemeran kewanita-wanitaan pada episode yang sama,” kata Rida.
Pesbukers New Normal
“Program ini mempunyai muatan penghinaan dan perendahan martabat orang lain. Catatan lainnya adalah pakaian yang mempertontonkan sensualitas tubuh pembawa acara,” demikian penilaian tim pemantau Arifah Choiri Fauzi.
“Kami sudah sampaikan pada evaluasi tahap pertama tetang catatan ini, tetapi tidak ada perbaikan,” kata dia, merujuk pada Pesbukers New Normal edisi 4 Mei 2021.
Ramadan In The Kost dan Kring-Krong Ramadan In The Kost Net Tv:
“Pada tayangan Selasa, 13 April 2021, seorang host menirukan suara orang cadel, lalu host lainnya mentertawakan dengan nada mengejek,” kata tim pemantau Mahladi.
“Seharusnya kekurangan seseorang tidak dijadikan bahan candaan, apalagi ejekan,” sambungnya, merujuk penghinaan pada program Kring-Kring Ramadan in The Kost edisi 22 April 2021.
Sore-Sore Ambyar Trans TV:
“Pada 22 April, goyangan sensual dan erotis dari Dewi Persik menjadi bentuk pelanggaran paling mencolok. Adegan tersebut masih tetap berulang meski ada komitmen Trans TV untuk memperbaiki,” tutur tim pemantau Elvi Hudriyati.
“Sebagai bukti, pada 2 Mei lalu, Program Sore-Sore Ambyar masih dalam segmen bernyanyi dan berjoget, pembawa acara Dewi Persik bergoyang dengan memamerkan sensualitas goyangan. Kita patut miris dengan tayangan-tayangan yang terus berulang semacam ini,” terang dia.