Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

MUI: Vaksin Sinopharm Haram, Tapi Boleh jika Darurat

default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Hasanuddin membenarkan bahwa vaksin Sinopharm haram namun boleh digunakan dalam kondisi darurat.

"Lengkapnya nanti ada konferensi pers, kira-kira seperti itu (Ketentuannya sama seperti vaksin AstraZeneca)," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa (4/5/2021)

1. Sesuatu yang haram bisa halal jika darurat

default-image.png
Default Image IDN

Sementara itu Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Muhyidin Junaidi, menegaskan dalam kaidah fiqih jelas sesuatu yang haram bisa berubah hukumnya menjadi halal jika ditemukan alasan kedaruratannya, terutama untuk menyelamatkan nyawa manusia.

"Jika dinilai sangat urgent dan super darurat maka diperbolehkan," ujarnya dalam pesan yang diterima IDN Times.

2. BPOM keluarkan izin darurat vaksin Sinopharm

Kepala BPOM Penny K Lukito (IDN Times/Helmi Shemi)

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 Sinopharm, produksi Institut Produk Biologi Beijing. Vaksin ini akan digunakan dalam program vaksinasi gotong royong.

"Berdasarkan evaluasi secara keseluruhan data mutu, produksi dari studi disimpulkan pemberian vaksin SARS CoV-2, inactivated Sinopharm dua dosis selang penyuntikan 21 hari hingga 28 hari di toleransi dengan baik, respons untuk meningkatkan imun dengan baik," ujar Kepala BPOM, Penny Lukito, dalam konferensi pers digital, Jumat (30/4/2021).

Penny mengungkapkan khasiat dan proses evaluasi ini dilakukan bersama tim ahli dalam Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan lainnya berdasarkan evaluasi berdasarkan data-data uji klinis, dan data lainnya vaksin simpulkan membentuk imun yang baik.

3. Efikasi vaksin 78 persen

default-image.png
Default Image IDN

Penny menambahkan, berdasarkan uji klinis di Uni Emirat Arab dan negara lain, efikasi vaksin 78 persen dan pengukuran imunogenitas setelah 14 hari penyuntikan dosis kedua.

"Persentase relawan untuk antibodinya saat uji klinis netralisasinya adalah 99,52 persen pada orang dewasa dan 100 persen pada lansia," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us