Jakarta, IDN Times - Keuskupan Agung Jakarta menyoroti kerusakan lingkungan di sejumlah daerah yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor menerjang Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, akhir November 2025.
Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo mengatakan, natal tahun ini dirayakan dengan situasi berbeda. Karena Indonesia dihadapkan dengan bencana ekologis yang serius.
Ia mengatakan, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka telah berjalan setahun lebih. Namun, pemerintahan baru dihadapkan dengan tantangan serius.
"Pemerintahan baru sudah bekerja lebih dari satu tahun. Tantangan akan kesejahteraan, demokrasi, perlindungan hak asasi, pemerintahan yang bersih, hukum yang adil dan kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang semakin besar," kata Kardinal Suharyo dalam jumpa pers di Gereja Katedral, Jakarta, Kamis (23/12/2025).
Selain itu, Kardinal Suharyo mengatakan, pemerintah dihadapkan pada persoalan ekonomi ỵang tidak kalah pelik. Kemiskinan, daya beli masyarakat melemah, lapangan kerja menyempit, ketimpangan pendapatan, hingga ketidakadilan berbasis gender.
Menurut dia, ini persoalan serius yang harus segera diselesaikan pemerintah. Keuskupan Agung Jakarta berharap kepada para pemimpin yang memanggul mandat rakyat dapat bekerja sebaik-baiknya demi mewujudkan kesejahteraan dan kebaikan bersama.
"Keuskupan Agung Jakarta mengajak umat untuk berbela rasa membangun solidaritas kemanusiaan, memperjuangan keadilan dan kelestarian alam agar kita semua dapat melewati tantangan sulit ke depan," kata dia.
Kardinal Suharyo juga mendengungkan pertobatan ekologis yang kerap dilupakan semua elemen bangsa. Menurut dia, penerjemahan pertobatan ekologis sangat beragam. Misalnya, seseorang yang bepergian menggunakan pesawat ikut menyumbang emisi karbon.
Oleh karena itu, dia mengatakan, pertobatan ekologisnya, ketika seseorang membayar tiket pesawat Rp1 juta, maka 10 persennya disisihkan dalam suatu pos dana untuk memulihkan kerusakan lingkungan hidup.
"Pertobatan ekologis itu isinya macam-macam yang pernah dilakukan, susahnya atau sayangnya itu sekarang dilupakan," kata dia.
