Jakarta, IDN Times - Peringatan dua tahun teror yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan akan digelar pekan ini. Momentumnya memang dekat dengan pemilu yang digelar 17 April mendatang.
Tak heran apabila isu teror air keras terhadap Novel turut dipolitisasi. Alih-alih mencari solusi, salah satu kubu malah menggunakan isu tersebut untuk menyerang kubu lainnya. Novel pun memantau selama periode kampanye, tidak ada satu pun calon presiden yang berjanji untuk menuntaskan kasusnya, termasuk capres petahana Joko "Jokowi" Widodo. Beban di pundak mantan Gubernur DKI Jakarta itu sesungguhnya lebih berat.
Sebab, penyidik yang kini berusia 41 tahun itu disiram air keras ketika Jokowi berkuasa. Jokowi pula yang berjanji di akun media sosial dan di hadapan publik akan menuntaskan kasus tersebut. Namun kenyataannya, isu mengenai Novel menjadi materi janji di kampanye pun tidak.
"Padahal, ini sebenarnya momentum yang tepat dan merupakan kesempatan yang bagus. Mengapa? Karena kalau di masa pemilu, biasanya para calon akan berjanji dan menunjukkan komitmen yang sungguh-sungguh untuk menuntaskan kasus saya. Tapi, ternyata mereka tidak melakukan itu. Kalau sekarang saja, mereka tidak melakukan itu, lalu bagaimana setelah kampanye?" kata Novel ketika menjawab pertanyaan IDN Times di sebuah pusat perbelanjaan di area Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4) lalu.
Lantas, apakah selama ini ada perwakilan dari kedua kubu capres-cawapres yang datang dan menjanjikan kepada Novel Baswedan untuk menyelesaikan kasusnya?
