Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya sih...

  • TPNPB mengancam bakar sekolah yang terima program MBG di Papua
  • Program MBG diberikan untuk semua sekolah di Indonesia, termasuk Papua
  •  

Jakarta, IDN Times - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau OPM mengancam akan membakar sekolah yang menerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengatakan, program MBG diberikan untuk semua sekolah di Indonesia.

"MBG adalah program universal yang dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Papua," ujar Hasan kepada jurnalis, Rabu (5/2/2025).

1. Berhadapan dengan TNI-Polri

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi. (IDNTimes/Tunggul Damarjati)

Hasan mengatakan, apabila ada ancaman tersebut, maka OPM akan berhadapan dengan TNI dan Polri.

"Kalau ada ancaman-ancaman seperti itu, mereka akan berhadapan dengan TNI-Polri," kata dia.

2. Peringatan Panglima TNI untuk OPM

Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto ketika berbicara rapat pimpinan di Mabes TNI. (Dokumentasi Puspen TNI)

Sebelumnya, Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, mengatakan, jajarannya sudah mengubah strategi tempur untuk menghadapi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Strategi tempur yang sudah diubah itu diyakini bakal berpengaruh dalam menghadapi personel KKB di bumi Cendrawasih.

Taktik tempur kita sudah dievaluasi di Pusdiklat Passus (Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus). Dilakukan di daerah operasi. Alhamdulillah, sekarang OPM (Organisasi Papua Merdeka) kalau mau menyerang kita sudah mikir-mikir," ujar Agus di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (31/1/2025). 

"Kalau kita diserang, pasti dia (KKB) yang hancur," kata dia.

3. Alasan mengubah taktik

Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto ketika memberikan pengarahan di rapim TNI-Polri. (Dokumentasi Puspen TNI)

Agus menjelaskan, perubahan taktik pertempuran tersebut dilakukan demi mengubah doktrin perang TNI yang dinilai sudah terlalu lama.

Menurut Panglima TNI, doktrin perang tersebut sudah harus diubah agar kemampuan taktis prajurit dan seluruh perangkatnya dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. 

"Kemarin saya ke Australia, taktik infanteri 100 persen diubah. Mereka mengubah doktrin selama tiga atau lima tahunan," tutur dia. 

Editorial Team