Pakar: Ganjil Genap dan Pembatasan Jam Operasional Pasar Gak Efektif!

Jakarta, IDN Times - Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) dr. Pandu Riono mengatakan, penerapan ganjil genap di pasar tradisional tidak akan efektif jika pedagang dan pembeli masih menumpuk.
Selain itu, menurut dia, pembatasan waktu berdagang justru membuat pembeli menyerbu pasar dan berpotensi memperbesar penularan.
"Dulu juga mau membatasi transportasi supaya tidak menjadi klaster dibatasi jumlah MRT dan keretanya, ya terjadi penumpukan kebijakan membatasi itu membuat penumpukan. Kenapa harus dibatasi ganjil genap, kenapa gak dibuka 24 jam, pedagang yang pagi siapa, yang sore siapa," kata dia dalam program Ngobrol Seru by IDN Times dengan tajuk 100 Hari Pandemik Global-Workshop Meliput COVID-19, yang tayang secara daring, Sabtu (20/6).
1. Kerumunan di pasar diciptakan oleh pembeli
Pandu juga menjelaskan penerapan ganjil genap untuk physical distancing dianggap tidak relevan karena yang menumpuk dan harus menjaga jarak adalah pembeli. Sedangkan ganjil genap tidak terlalu berlaku karena pedagang berada di kios masing-masing yang sudah berjarak.
"Padahal kerumunan di pasar itu ditentukan oleh pengunjung," ujarnya.
2. Libatkan pedagang dalam pengambilan keputusan
Maka dari itu, menurut dia, seharusnya pedagang bisa dilibatkan dalam mengambil keputusan dan bisa mendapat sosialisasi tentang kebersihan serta keamanan pasar.
"Nanti mereka punya inovasi kok. Inovasi itu jangan dari kita (pengelola, pemerintah) tapi dari mereka (pedagang), sebab mereka yang mengerti bagaimana pasar, ramainya jam sekian dan lainnya. Kita ini kan hanya berasumsi," ujarnya.
Bagi Pandu, pedagang sendiri yang mengerti situasi mereka, maka dari itu komunikasi kebijakan harus bisa melibatkan komunitas.
3. Mindset bahwa pasar kotor dan becek harus dihilangkan
Dia menyarankan, agar pasar bisa menjadi lingkungan yang lebih bersih dan sehat, sirkulasi udara juga harus diperhatikan. Seluruh elemen di pasar harus bisa kompak menggunakan masker, baik pembeli dan pedagang.
Selain itu, dia mengatakan,pembatasan waktu pasar sebaiknya ditiadakan dan diganti dengan kebijakan pasar 24 jam agar pembeli bisa membagi waktu untuk belanja secara bergantian.
"Benar-benar kebersihannya dijaga, yang kita lihat pasar itu bau basah becek dan itu menjadi 'biasa'. Kita harus mengubah mindset," kata dia.