Jakarta, IDN Times - Pakar keamanan siber dari CISSReC, Pratama Persadha mengaku sejak awal tidak yakin pelaku peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya akan memberikan kunci secara gratis pada Rabu (3/7/2024). Sebab, hal itu tidak lazim terjadi di dunia keamanan siber.
Meski di Kanada sempat terjadi peristiwa serupa. Lantaran objek yang diserang adalah rumah sakit anak-anak.
"Fenomena ini pernah terjadi di Kanada karena yang diretas adalah rumah sakit anak-anak, karena dia merasa gak enak akhirnya diberikan kuncinya. Tapi, untuk kelas pemerintah atau perusahaan besar, belum pernah," ujar Pratama kepada media di Jakarta pada hari ini.
Ia kemudian mencoba masuk ke dark web dan ditemukan ada pesan komunikasi dari kelompok yang menamakan diri brain cipher. Padahal, menurutnya yang mengirimkan dari Lockbit. Pratama juga menemukan di dalam pesan itu terdapat sistem penghitung mundur waktu atau countdown timer.
"Countdown-nya menunjukkan sekitar 3.105 hari, 8 jam dan berapa menit. Hitungannya kalau dikonversikan ke tahun, masih 8 tahun lagi countdown-nya selesai," katanya.
Ia menggarisbawahi brain cipher tidak pernah menyebut kunci untuk membuka data-data di PDNS 2 Surabaya diberikan hari ini. Mereka hanya menyebut 'Rabu ini' kunci ke PDNS 2 Surabaya akan diberikan secara cuma-cuma.
"Hari Rabunya kapan, bisa Rabu pekan ini, Rabu tahun depan, delapan tahun lagi kan kita gak tahu," imbuhnya.