Dalam surat tersebut, Hanafi tidak menjelaskan alasannya mundur, namun ia hanya menyesalkan kongres PAN pada Februari lalu yang sarat dengan kekerasan.
“Kita semua tahu bahwa PAN telah melewati proses kongres yang sarat dengan kekerasan dan mencoreng wajah partai sendiri. Kita hendaknya sudah dan terus mentaubati apa yang terjadi,” kata.
Hanafi menilai, pasca-kembali terpilihnya Zulkifli Hasan sebagai Ketua PAN 2020-2025, PAN telah melewatkan momentum menjadi partai penyeimbang pemerintah setelah Zulhas menyatakan diri untuk mendukung pemerintahan Joko “Jokowi” Widodo.
“Kecenderungan melakukan konformitas terhadap kekuasaan, sekalipun didahului dengan kritik-kritik, bukan sikap yang adil di saat banyak kader dan simpatisan menaruh harapan PAN jadi antitesis pemegang kekuasaan," kata Hanafi.