Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Dokumentasi Puspen TNI)
Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto (kanan) ketika meresmikan 339 SPPG di Lanud Adi Soemarmo, Karanganyar. (Dokumentasi Puspen TNI)

Intinya sih...

  • Panglima TNI meminta kualitas MBG tetap higienis

  • TNI ikut operasikan SPPG untuk bantu tingkatkan penerima manfaat MBG

  • ICW desak Prabowo setop dan evaluasi MBG

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tentara Nasional Indonesia (TNI) ikut serta dalam pendistribusian Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal itu ditandai dengan peresmian 339 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) baru yang tersebar di seluruh Indonesia.

Angka ini menambah 113 SPPG yang sudah dikelola oleh TNI di sejumlah wilayah. Maka, total sudah ada 452 SPPG yang dikelola oleh tiga matra TNI.

Peresmian 339 SPPG baru dilakukan langsung oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto pada Jumat (26/9/2025). Peresmian itu dipusatkan di SPPG di Lanud Adi Soemarmo, Jawa Tengah.

Jenderal Agus mengatakan, dengan keterlibatan TNI dalam pendistribusian MBG menjadi momentum penting dalam mendukung program MBG bagi anak-anak sekolah, ibu hamil dan balita di berbagai daerah. Khususnya di wilayah Karanganyar dan Solo, Jawa Tengah.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu mengatakan, TNI memiliki peranan penting dalam mendukung kesejahteraan masyarakat lewat pemenuhan kebutuhan gizi. Dalam pandangan Agus, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang disiapkan harus sehat dan kuat. Proses tersebut harus dilakukan sejak dini.

"Pelibatan TNI dalam program MBG merupakan wujud tanggung jawab moral dan pengabdian TNI kepada rakyat. TNI selalu hadir dalam membantu kesulitan rakyat, salah satunya pemenuhan gizi bagi anak sekolah," kata Agus di dalam keterangan tertulis pada hari ini.

1. Panglima TNI minta menu MBG tetap dijaga kebersihan dan higienis

Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto (kanan) ketika meresmikan 339 SPPG di Lanud Adi Soemarmo, Karanganyar. (Dokumentasi Puspen TNI)

Lebih lanjut, Agus juga sempat berkomunikasi dengan para Panglima Komando Utama (Pangkotama) yang berada di lokasi SPPG TNI di berbagai wilayah, termasuk Kodim Jayapura, Papua. Agus berpesan agar seluruh dapur SPPG dikelola dengan baik, terutama dalam menjaga kebersihan dan kualitas makanan yang akan dikonsumsi oleh para siswa.

"Tetap jaga kebersihannya sehingga kehigienisannya tetap terjaga dari proses masak sampai pendistribusian dan saat dikonsumsi oleh anak-anak. Jangan terlalu lama makanannya disantap sama siswa-siswa itu. Masakan yang dimakan supaya tetap fresh," kata Agus ketika berbincang dengan Dandim Jayapura.

Berdasarkan data dari Mabes TNI, 452 SPPG yang dikelola oleh TNI akan mendistribusikan MBG secara langsung untuk 378.745 penerima manfaat di seluruh Indonesia. Penerima manfaat MBG itu termasuk ibu hamil dan balita.

2. TNI ikut operasikan SPPG untuk bantu tingkatkan penerima manfaat MBG

Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto (kanan) ketika meresmikan 339 SPPG di Lanud Adi Soemarmo, Karanganyar. (Dokumentasi Puspen TNI)

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Brigjen TNI Freddy Ardianzah mengatakan, peluncuran ratusan baru SPPG oleh TNI memiliki beberapa tujuan utama. Pertama, mempercepat pembangunan SPPG di seluruh Indonesia sebagai wujud kepedulian dan dukungan TNI terhadap program Asta Cita Presiden Prabowo. Kedua, untuk meningkatkan jumlah penerima manfaat MBG, ketiga, membuka lapangan kerja, keempat, memperkuat rantai pasok bagi petani, peternak, nelayan dan UMKM.

"Kelima untuk membantu pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, keenam meningkatkan kualitas SDM anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, ketujuh menggerakan roda ekonomi masyarakat dan kedelapan mengoptimalkan peran koperasi Merah Putih," tutur Freddy.

3. ICW desak Prabowo setop dan evaluasi MBG

Keracunan MBG di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Sementara, Indonesia Corruption Watch (ICW) bersama masyarakat sipil lainnya justru menyerukan pemerintah untuk menghentikan sementara program MBG. Kemudian dilakukan evaluasi untuk mencari pangkal permasalahan dan memperbaiki sistem distribusi.

Sebab, korban keracunan massal terus bertambah. Data yang dipaparkan oleh Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), sejak periode Januari hingga September 2025 sudah ada 6.452 anak yang jadi korban keracunan massal dari menu MBG.

"Penting bagi program MBG ini untuk dihentikan dan dievaluasi total, karena kami melihat bahwa kebijakan ini sudah sangat tidak bijak dan dibajak oleh segelintir elite untuk promosi politik. Itu sebabnya, program ini disebut kesayangan Bapak Presiden," ujar staf divisi riset ICW, Eva Nurcahyani, ketika dihubungi pada Rabu, 24 September 2025 lalu.

Seandainya program MBG itu diimplementasikan lagi maka dibutuhkan akuntabilitas dan transparansi. Baik itu di petunjuk teknis maupun petunjuk pelaksanaan.

Dalam pandangan ICW, sejak awal program MBG dijakankan pada Januari 2025 lalu, BGN sudah keliru memilih mitra. Alih-alih menggandeng Kementerian Kesehatan atau Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, BGN justru memilih Kementerian Pertahanan.

"Kementerian Pertahanan akhirnya mencetak Sarjana Penggerak Pertumbuhan Indonesia (SPPI). Sistem pendidikannya itu cenderung militeristik. Di sana bukan konteks gizi dan keamanan pangan, itu saja sudah sangat keliru," katanya.

Editorial Team