Pemerintah Akan Berdayakan Eks TKI dari Malaysia untuk Bekerja

Jakarta, IDN Times - Pemerintah memiliki rencana untuk menggandeng ribuan TKI yang akan kembali dari Malaysia. Para TKI yang sebagian besar bekerja di sektor informal itu akan digandeng untuk bekerja di sektor padat karya.
Hal itu disampaikan oleh Menteri PUPR, Basoeki Hadimoeljono ketika memberikan keterangan pers di Graha BNPB Jakarta dan disiarkanlive streaming pada Senin (13/4).
"Kami sedang bekerja sama dengan Kemenlu yang WNI pulang dari Malaysia, diidentifikasi dari mana asalnya. Kita siapkan program padat karya," ungkap Basoeki.
Program padat karya tunai yang diberikan, katanya, adalah jenis pekerjaan yang low technology, tetapi banyak menyerap tenaga kerja di daerah pedesaan.
"Anggaran untuk program tersebut yakni sebesar Rp10,22 triliun dan ditujukan untuk mempertahankan daya beli masyarakat di pedesaan," tutur dia lagi.
TKI itu kembali dari Negeri Jiran karena ikut terdampak pemberlakuan pembatasan aktivitas manusia atau yang dikenal dengan istilah MCO (Movement Control Order). Lalu, sudah berapa banyak jumlah TKI yang kembali dari Malaysia?
1. Kemenlu mencatat ada sekitar 47 ribu TKI dari Malaysia kembali ke Tanah Air
Menurut data yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada (9/4), TKI yang semula bekerja di Malaysia sudah mulai berdatangan ke Tanah Air sejak (18/3) lalu. Mereka kembali ke Tanah Air melalui jalur darat dan laut.
Dari laut, TKI, kata Retno, masuk melalui empat pelabuhan yaitu Stulang Laut, Putri Harbour, Pasir Gudang dan Kukup. Mereka menuju ke Pelabuhan Batam dan Tanjung Balai Karimun. Per harinya, ada sekitar 500 - 700 TKI yang kembali dari Malaysia.
"Per hari kemarin (8/4) jumlah WNI yang kembali dari 4 pelabuhan tersebut (mulai 18 Maret) adalah 40.429 orang," tutur Retno ketika memberikan jumpa pers secara virtual pada pekan lalu.
Sementara, melalui jalur darat, TKI pulang melalui pintu masuk Entikong, Badau dan Aruk. Angka per hari TKI yang kembali dari jalur darat mencapai 200-an.
"Total yang kembali via darat sejak 18 Maret adalah 6.572," kata dia lagi.
Bila merujuk ke dua angka tadi dan dijumlahkan, maka pada periode 18 Maret - 8 April 2020, jumlah TKI yang masuk ke Indonesia dari Negeri Jiran baik melalui jalur darat dan laut mencapai total 47.001.
2. Salah satu contoh program padat karya tunai yang dikerjakan perbaikan irigasi
Menteri Basuki kemudian memberikan contoh program padat karya tunai yang bisa dikerjakan oleh eks TKI yang kembali dari Malaysia. Salah satunya memperbaiki irigasi berukuran kecil. Proyek itu tetap bisa dikerjakan dan memperhatikan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Kemenkes.
"Seperti perbaikan irigasi kecil itu biasanya dilakukan oleh 76 - 80 orang. Ini kita bagi dua, 40 orang. Tapi, kita schedule dulu, seminggu, seminggu, seminggu. Yang tadinya dikerjakan dua bulan mungkin bisa menjadi 3 bulan," tutur Menteri Basuki.
Sementara, terkait pemberian upah, Menteri Basuki mengatakan para pekerja nantinya menerima upah setiap minggu. Hal itu sudah dilakukan di area pedesaan.
3. Kementerian PUPR mengalokasikan dana senilai Rp10 triliun untuk program padat karya tunai
Untuk bisa mewujudkan proyek itu, Menteri Basuki sudah mengalokasikan dana lebih dari Rp10 triliun. Itu merupakan bagian dari realokasi anggaran di Kementerian PUPR di tahun 2020 untuk mengantisipasi wabah COVID-19. Total re-alokasi anggaran di sana mencapai Rp36,19 triliun.
"Jadi, program padat karya di pedesaan ini, kami sudah bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk menggandeng PMI yang baru pulang dari Malaysia. Kami identifikasi asalnya dari mana, dan kami siapkan program padat karya sehingga nanti mereka bisa isolasi mandiri, bisa bekerja di Padat Karya yang sudah nanti kami siapkan," kata dia lagi.