Petugas kesehatan mendampingi pasien COVID-19 dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) yang tiba di Rumah Susun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.
Tanda pagar (tagar) #BapakPresidenMenyerahlah mewarnai deretan trending di media sosial Twitter pada Rabu 7 Juli 2021. Dalam topik tersebut, warganet menilai Presiden Jokowi tidak bisa mengatasi pandemik COVID-19 sehingga diminta mundur dari jabatannya.
Salah satu yang berkomentar dalam topik ini adalah akun @sandyprank. Dia meminta Jokowi untuk minta maaf kepada rakyat karena tidak bisa atasi pandemik COVID-19 dengan baik.
"Sebaiknya instropeksi diri, merasa bersalah atas semua kebijakan yang tidak pro rakyat, meminta maaf kepada rakyat serta dengan kerendahan hati," tulisnya.
Ada juga akun @ilhamcancet157 yang menulis, "Untuk Pak Presiden yang terhormat, jika bapak tidak bisa mengundurkan diri dari jabatan bapak, maka ubahlah aturan-aturan yang menyengsarakan rakyat biasa. Yang malah justru mengayakan orang yang sudah kaya."
Lalu, akun @Olinsky63871719 juga ikut berkomentar, "Kalau Bapak Presiden menyerah, apakah rakyat akan sejahtera? Entahlah," tulisnya.
Selain itu, kritikan soal gagalnya penanganan COVID-19 juga datang dari politikus Partai Demokrat Andi Arief. Melalui akun Twitter-nya, @Andiarief__, ia menuliskan contoh permintaan maaf presiden karena telah gagal memimpin penanganan COVID-19.
"Saya, Presiden Indonesia. Memohon maaf atas ucapan, tindakan dalam menangani COVID. Maafkan juga para menteri yang jadikan COVID sebagai gurau canda dan enteng-entengan. Kini ambisi ekonomi 7 persen gagal, dan Indonesia menuju negara gagal. Selanjutnya Mari bersatu. Contoh permintaan maaf," tulis Andi di Twitter-nya, Jumat (9/7/2021).
"Indonesia benar-benar berada dalam ciri negara gagal. Partai-partai koalisi pendukung Jokowi diharapkan tidak ABS (asal bapak senang). Jangan menjadi Harmoko ke-2 dalam sejarah Republik Indonesia," lanjutnya lagi.